PanenTalks, Solo – KAI Daop 6 Yogyakarta berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan melalui berbagai program berkelanjutan. Dalam rangka peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, KAI Daop 6 Yogyakarta menempatkan water station di sepuluh stasiun kereta yang berada di wilayah Daop 6 Yogyakarta.
Hal ini disampaikan oleh Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih, Rabu (23/4/2025). Dengan berlandaskan prinsip ramah lingkungan dan efisiensi sumber daya dan keberlanjutan, KAI Daop 6 Yogyakarta secara efektif menginisiasi langkah untuk mendukung gerakan pelestarian bumi. Hal ini dilakukan secara kolektif dan sinergis agar dampaknya lebih maksimal dan luas.
”Kami terus berinovasi dan beradaptasi menciptakan ekosistem transportasi yang ramah lingkungan dan mengusung keberlanjutan. Inisiatif ini kami jalankan, tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi dan sampah, tapi juga membangun kesadaran kolektif di kalangan pegawai dan pengguna jasa,” jelasnya.
Upaya konkret yang dilakukan yakni penyediaan water station di sepuluh stasiun kereta di bawah Daop 6 Yogyakarta. Di antaranya yakni Stasiun Yogyakarta, Stasiun Lempuyangan, Stasiun Solo Balapan, Purwosari, Solo Jebres, Wates, Klaten, Palur dan Solo Kota.
Fasilitas ini memungkinkan penumpang untuk mengisi air minum secara gratis dan mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. Budaya hidup berkelanjutan juga diterapkan di lingkungan internal perusahaan. Contohnya dengan mendorong seluruh pegawai membawa botol air minum secara mandiri sebagai bagian dari gaya hidup ramah lingkungan dalam keseharian kerja.
KAI juga menekan konsumsi air kemasan di tempat kerja dengan tidak menyediakan air minum kemasan botol maupun gelas plastik dalam berbagai rapat dan forum. Dalam hal pemanfaatan energi terbarukan, KAI Daop 6 juga memasang panel surya di Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Solo Balapan. Sehingga hal tersebut merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan energi terhadap listrik berbasis fosil.
Pada sisi digitalisasi, sistem face recognition diterapkan di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapan, yang memungkinkan proses boarding tanpa cetak tiket kertas. Inovasi ini telah digunakan lebih dari 1.404.577 penumpang KA di stasiun Daop 6 yang terdapat fasilitas face recognition pada tahun 2024 dan pada triwulan I 2025 telah digunakan oleh lebih dari 437.735 penumpang. Inovasi ini terbukti efektif dalam menekan penggunaan kertas.
Untuk mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi, KAI Daop 6 secara bertahap telah mengadopsi penggunaan bahan bakar biodiesel jenis B40, yakni campuran 40% biodiesel berbasis minyak nabati dengan 60% solar. Penggunaan B40 ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung program transisi energi nasional menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Sebagai bagian dari inovasi digital berwawasan lingkungan, KAI juga menghadirkan fitur carbon footprint dalam aplikasi Access by KAI. Fitur ini memungkinkan penumpang untuk mengetahui estimasi jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan kereta yang mereka tempuh, sekaligus memberikan perbandingan emisi dengan moda transportasi lainnya.
Melalui fitur ini, KAI ingin mendorong kesadaran individu terhadap dampak lingkungan dari aktivitas mobilitas serta mengajak pelanggan untuk memilih moda transportasi yang lebih rendah emisi. Kehadiran fitur ini diharapkan tidak hanya menjadi alat informasi, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih sarana transportasi yang berkelanjutan.
Di seluruh area stasiun dan kantor, tempat sampah dengan sistem pemilahan juga telah disediakan untuk mendorong kesadaran masyarakat dan pegawai dalam memilah sampah sejak dari sumbernya.
KAI Daop 6 juga mengganti plastik dengan kertas daur ulang sebagai kantong sampah di dalam kereta, memperkuat komitmen perusahaan terhadap pengurangan sampah non-organik.
“Semua langkah ini merupakan bagian dari roadmap keberlanjutan KAI yang terus kami kembangkan. KAI Daop 6 Yogyakarta secara bertahap dan berkesinambungan terus menunjukkan komitmennya pada implementasi ESG (Enviromental, Social, Governance). Kami berharap masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, dimulai dari kebiasaan kecil saat menggunakan transportasi publik,” tandasnya. (*)
Editor: Ratih Kusumawanti