Kamis, Juni 19, 2025

Kampung Nelayan Merah Putih Jadi Sorotan Konferensi Internasional

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan menjadi fokus utama dalam 3rd International Seminar on Fish and Fisheries Sciences.

Konferensi berlangsung pada 10–12 Juni 2025 di Auditorium Koinonia, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta.

Mengusung tema Management of Aquatic Ecosystem for Sustainability of Fish Resources and Fisheries menghadirkan kolaborasi lintas sektor. Mulai dari akademisi, pemerintah, hingga pelaku industri.

Ketua Panitia, Djoko Rahardjo menyebut, gelaran acara secara hybrid dengan jumlah peserta 160 peserta. Terdiri 74 institusi nasional dan internasional, mencakup lembaga pemerintah, NGO, industri, dan akademisi.

“Harapannya dapat saling bertukar ide dan berkolaborasi dalam riset dan penulisan ilmiah,” kata dia, Selasa 10 Juni 2025.

Selain itu, kemungkinan ada usulan implementasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan.

Konferensi ini merupakan hasil kerja sama Fakultas Bioteknologi UKDW, Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII), Departemen Perikanan UGM, serta Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

Kampung Nelayan Modern Jadi Agenda Nasional

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), I Nyoman Radiarta menyampaikan, kebijakan dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui pengembangan Kampung Nelayan Modern Merah Putih.

Program, kata dia, merupakan upaya strategis KKP mempercepat transformasi sektor kelautan melalui pendekatan berbasis komunitas dan pembangunan infrastruktur terpadu.

“Infrastruktur dibangun, dengan bantuan pemerintah minimal Rp 22 miliar. Ada pelabuhan, bengkel, sentra kuliner juga. Harapannya menjadi sentra pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.

Kampung Nelayan Modern Merah Putih lebih mengubah cara pandang masyarakat di lokasi. Harapannya menjadi sentra pertumbuhan ekonomi.

Program ini lahir dari keberhasilan proyek percontohan di Biak, Papua. Kini mampu mengirimkan lebih dari 1 ton produk ikan per bulan ke berbagai kota besar. Nyoman menegaskan bahwa pencapaian ini menjadi pemicu KKP menjadikannya sebagai program nasional prioritas.

“Tahun ini (2025) ada 100 kampung dan 2026 ada 500 dan 2027 juga 500 kampung. Harapan pemerintah bisa total 1100 kampung di 38 provinsi seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Ia juga menyebut, DIY telah mengajukan empat lokasi sebagai calon penerima program Kampung Nelayan Modern Merah Putih.

“Kalau Jogja diajukan empat lokasi semoga saja bisa karena ada persyaratannya,” ujar dia.

Dia mengharapkan, konsumsi lokal makan ikan naik. Jika suplai berlebihan maka bisasampai ekspor. Selain itu, berdampak lain seperti pariwisata turut naik. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News