PanenTalks, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berharap Koperasi Desa Merah Putih bisa menjadi lembaga bisnis yang profesional dan akuntabel.
Tercatat telah 8.523 koperasi resmi berbadan hukum terdiri dari 7.810 Koperasi Desa Merah Putih, dan 513 Koperasi Kelurahan Merah Putih.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, secara bertahap para anggota koperasi mendapatkan pelatihan dalam mengelola manajemen. Selain itu, pemahaman tentang lembaga bisnis koperasi.
“Pengelola Koperasi Desa Merah Putih juga dipertemukan dengan dunia usaha dalam rangka bermitra menjadi distributor bahan subsidi negara,” kata dia usai Upacara HUT Koperasi ke-78, di Halaman Kantor Gubernur Jateng, Sabtu pagi, 12 Juli 2025.
Seperti LPG 3 kg dengan PT Pertamina, pupuk bersubsidi dengan PT Pupuk Indonesia, pembeli dan menyetok ke Perum Bulog dan lainnya. Dia melanjutkan, perkembangan bisnis bertahap dan belum semuanya selesai.
“Kita berharap kelahirannya ini menjadi koperasi yang bisnis secara perencanaan dan manajemennya bagus,” kata dia.
Dia mengharapkan, keuntungan untuk kesejahteraan masyarakat lokaln bisa terasa.
Dia melanjutkan, koperasi memiliki potensi peluang usaha bagus terutama dalam menyelaraskan program dari pemerintah. Termasuk menyuplai bahan ke dapur makan bergizi gratis (MBG).
Dari kebutuhan 2.700 lebih dapur MBG, kata dia, saat ini baru beroperasi kurang lebih 230-an. Adapun dalam proses berminat dan mendaftarkan diri menjadi dapur MBG dan siap diverifikasi baru sekitar 900. Artinya masih kurang 1.800 lebih.
“Ini kesempatan koperasi-koperasi untuk ikut serta, bukan harus menjadi dapurnya. Akan tetapi sebagai rantai pola pasoknya. Memasok beras, sayur, lauk pauk, telur, daging, dan sebagainya. Jadi, sekali lagi ruang bisnisnya makin besar karena ada program MBG,” katanya.
Seksi anggota KDMP Boja, Kendal, M Nur Yasin mengatakan, koperasi telah menggandeng kurang lebih 20-an pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari wilayah Boja dan sekitarnya.
Di antaranya produk olahan kolang-kaling dari Desa Limbangan, keripik, kopi, dan lain-lain khas wilayah sekitar.
“Kita merangkul semua UMKM. Tujuannya nanti seluruh hasil UMKM itu, seandainya ada pesanan bisa melalui koperasi,” ungkapnya. (*)