Minggu, September 28, 2025

Kotagede in Silver Harmony:Dari Perak Lokal ke Kancah Global

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Kotagede, jantung peradaban perak, berdenyut kembali! Pada Sabtu (12/7), kemeriahan Pawai Alegoris Harmoni Jogja menyelimuti Kotagede dengan tema yang menggugah: “Kotagede in Silver Harmony”.

Sebuah tajuk yang bukan sekadar nama, melainkan harapan membara untuk membangkitkan kembali kejayaan Kotagede sebagai sentra kerajinan perak dunia.

Dari Jalan Kemasan hingga Jalan Mondorakan, alunan musik dan gerak tari memukau para penonton. Sekitar 10 kelompok seni dari Kotagede dan sekitarnya menampilkan pertunjukan memukau di depan Pasar Kotagede. Setiap sanggar tak hanya memamerkan keindahan tari, tetapi juga merajut kembali sejarah dan narasi-narasi mendalam terkait kerajinan perak Kotagede, menghidupkan kembali kisah-kisah di balik setiap ukiran perak yang melegenda.

Kotagede, Ibukota Perak Dunia: Sebuah Visi yang Terwujud

Peluncuran logo Perak Kota Gede. (dok:pemkotyogya)

Momen penting tak hanya berhenti pada pawai. Dalam gelaran akbar ini, logo produk kerajinan perak Kotagede resmi diluncurkan. Dengan desain gapura benteng Mataram yang ikonik, logo ini mengusung tagline ambisius: “World’s Capital of Silver Products”. Sebuah deklarasi tegas akan posisi Kotagede di kancah global. Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, tak bisa menyembunyikan apresiasinya.

“Suatu hal yang mungkin, Kotagede akan reborn, tumbuh kembali,” ujarnya penuh harap saat membuka Pawai Alegoris 2025. Beliau juga menyambut baik pengembangan desain produk perak, bahkan gagasan mata uang dari perak, sebagai langkah maju yang luar biasa.

Melalui Pawai Alegoris “Kotagede in Silver Harmony”, sebuah visi besar mulai terukir, menjadikan Kotagede tak hanya sebagai saksi bisu sejarah, namun juga sebagai pemimpin dalam industri perak dunia.

Wawan menyatakan perlu komitmen bersama masyarakat untuk mengembangkan potensi-potensi di Kotagede. Ada produk batik ternama di Kotagede dan kerajinan perak dan lainya. Dicontohkan ada produk industri kreatif di Kotagede sudah ada yang mendunia karena karyanya.

Wisatawan ikut meramaikan Pawai Alegoris Harmoni Kotagede. (dok:pemkotyogya)

“Kami berharap ke depan gerakan dari masyarakat bersama. Jangan berjalan sendiri-sendiri. Ada beberapa hal yang perlu kita sinergikan untuk pengembangan silver di Kotagede,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko mengatakan sejak zaman Mataram Islam, Kotagede menjadi sentra perak di Pulau Jawa. Pawai Alegoris tahun 2025 mengambil tema Kotagede in Silver Harmony untuk merevitalisasi kembali citra perak Kotagede.

“Melalui event ini kita mencoba mengangkat kerajinan perak. Memperkenalkan perak menjadi lebih mendunia dengan tagline yang disepakati pengusaha dan pengrajin perak Kotagede yaitu world’s capital of silver products. Harapannya dengan tagline itu kita bisa menjadikan Kotagede sebagai ibukota perak untuk dunia,” terang Wahyu.

Wahyu menegaskan Pawai Alegoris di Kotagede itu sudah digelar rutin dan masuk calender of event wisata di Kota Yogyakarta. Dia menyebut sejak 2 bulan lalu sudah mengekspos kegiatan Pawai Alegoris di media sosial.

Masyarakat pun antusias datang menyaksikan Pawai Alegoris. Baik masyarakat sekitar Kotagede maupun wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka menyaksikan sampai selesai dan ikut berjoget flashmob yang menutup Pawai Alegoris 2025. Beberapa wisatawan mancanegara bahkan mengikuti flashmob itu.

Salah satu wisatawan mancanegara yang menyaksikan Pawai Alegoris Kotagede, Ludovica menilai Pawai Alegoris adalah acara yang luar biasa dan indah. Dia pertama kali datang ke Yogyakarta dan menyaksikan Pawai Alegoris Kotagede. Wisatawan dari Italia itu juga ikut menari flashmob sampai akhir acara.

“Ini luar biasa. Ini indah. Saya ikut menari bersama semua orang sampai selesai,” ucap Ludovica ditemui usai Pawai Alegoris 2025. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News