PanenTalks, Tabanan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mengambil langkah nyata dalam penguatan ekonomi daerah dengan memfasilitasi kerja sama strategis untuk pengembangan komoditas kakao di Kabupaten Tabanan.
Inisiatif ini berfokus pada penyediaan akses keuangan dan penciptaan ekosistem usaha yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Kerja sama yang diorkestrasi OJK Bali ini diresmikan melalui penandatanganan kesepakatan pada Selasa (30/9) di Balai Pelatihan Pertanian Tabanan, melibatkan:
Produksi: Berdasarkan data BPS tahun 2024, produksi kakao Tabanan mencapai 937 ton, menyumbang sekitar 19,46% dari total produksi kakao Bali (4.815 ton).
Dari sisi inklusi keuangan, penyaluran kredit pada sub sektor perkebunan kakao di Bali hingga Agustus 2025 telah mencapai Rp6,6 miliar, dengan rasio kredit macet (Non Performing Loan – NPL) yang terjaga rendah, yakni di bawah 1 persen. Ini menunjukkan sektor ini memiliki prospek yang sehat dan risiko yang terkelola dengan baik.
OJK berkomitmen untuk terus bersinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKAD) guna mendorong perekonomian daerah melalui pengembangan potensi komoditas unggulan, memastikan masyarakat mendapatkan literasi dan inklusi keuangan yang memadai.
PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali (Penyedia Pembiayaan)
PT Jamkrida Bali Mandara (Penjaminan Kredit)
Koperasi Manik Amerta Buana (Off Taker / Penampung Hasil Tani)
Tiga Kelompok Tani Kakao: Mesari, Lembung Sari, dan Subak Abian Waru.
Jaminan Modal dan Hilirisasi Produk
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, menjelaskan, kerja sama ini merupakan bagian dari program Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas (KPSP) Pertanian.
Program ini bertujuan menciptakan ekosistem usaha yang sehat bagi industri jasa keuangan dan petani kakao.
“OJK mengorkestrasi terciptanya kerja sama ini. Hal ini mencakup proses hilirisasi, kepastian ketersediaan offtaker, komitmen penyediaan akses keuangan, dan adanya pendampingan bagi petani,” kata Kristrianti Puji Rahayu.
Ia menekankan, intervensi modal merupakan kunci penting bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Gusti Ayu Sintha, turut mengamini, menyatakan faktor permodalan sangat krusial dalam mendukung program pemerintah daerah untuk menyejahterakan petani.
Langkah penguatan ini sangat relevan mengingat posisi strategis Tabanan dalam industri kakao Bali.
Luas Lahan: Perkebunan kakao di Tabanan mencapai 4.530 hektar, menjadikannya yang terbesar kedua di Bali.(*)