PanenTalks, Banjarnegara – Kuduran Budaya Wanayasa 2025 di Kabupaten Banjarnegara menjadi ajang pelestarian Ondol, kearifan lokal pangan singkong berasal dari wilayah tersebut.
Ribuan butir ondol, jajanan khas dari Kabupaten Banjarnegara terbuat dari singkong tersusun membentang hingga 1.000 meter, diperebutkan oleh ribuan orang. Kegiatan ini terlaksana di lapangan desa Wanayasa, akhir pekan lalu.
Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana mengapresiasi warga setempat konsisten menjaga dan merawat budaya lokal. “Semoga kekompakan dan kebersamaan ini akan menjadi kekuatan untuk mencapai masyarakat Wanayasa yang maju dan sejahtera ke depannya,” kata dia mengutip jatengprov.go.id.
Perwakilan Panitia Kuduran Budaya 2025, Nono Sendawa mengatakan, acara itu adalah wujud kreativitas seniman muda Wanayasa. Kegiatan ini menjadikan ondol sebagai objek utama, jajanan tradisional terbuat dari singkong. Di beberapa lokasi, jajanan ini terkenal dengan ondol-ondol atau bola-bola singkong karena berbentuk bulat seperti bola.
“Agar lebih menarik dan meriah, ondol tersebut tusuk ke lidi mirip sate. Lalu disambung-sambung dengan pembungkus plastik,” kata dia.
Lalu, disambung dan digantung di sebuah tempat sudah siap membentang sepanjang lapangan desa. Sekitar panjang sewu meter alias satu kilometer.
Rangkaian Festival Kuduran Budaya 2025 pagelaran Sendratari Bidadari Ondol oleh pelajar SMK Wanayasa. Pertunjukan ini selanjutnya kolosal berjudul “Bentang Ondol Sewu Meter”.
Suasana semakin meriah dengan kirab budaya terdiri atas rombongan Penembung. Adalah kepala desa dan sesepuh serta para abdi dalem berbusana keraton.
Secara simbolis meminta izin kepada petani untuk mengambil singkong. Berlanjut ke barisan pemasak dan penyindik perwakilan ibu-ibu dan remaja putri mengolah serta menusuk butiran-butiran ondol nan gurih. Berikutnya adalah barisan pembentang ondol yakni ratusan pelajar di Wanayasa. (*)