PanenTalks, Kulon Progo -Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, berkolaborasi dengan Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Daerah Istimewa Yogyakarta, bersiap menggebrak dengan pengembangan pertanian organik modern.
Langkah ambisius ini diharapkan mampu mengubah wajah pertanian lokal menjadi lebih mandiri dan berkelanjutan.
Bambang Tri Budi Harsono, Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan, mengungkapkan antusiasmenya terhadap potensi pertanian Kulon Progo yang luar biasa.
“Dari pesisir hingga lereng perbukitan, potensi pertanian kita sangat beragam. Ini adalah peluang emas untuk mengembangkan seluruh subsektor, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan, hingga perikanan,” ujarnya pada Selasa (2/7).
Ia menegaskan, keberagaman inilah yang harus dioptimalkan. “Dengan dukungan penuh dari BRMP DIY, kami optimistis kapasitas petani lokal akan semakin kuat dan maksimal,” tambah Bambang.
Senada dengan hal tersebut, Dedi Irwandi, Kepala BRMP DIY, menegaskan komitmen pihaknya. Melalui kerja sama ini, Dedi menargetkan Kulon Progo akan menjadi “center of excellence” pertanian modern di wilayahnya.
Program ini tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada kemandirian petani. “Kami ingin petani Kulon Progo tidak lagi bergantung pada benih atau bibit dari luar daerah,” tegas Dedi.
“Tujuan utama kami adalah menjadikan Kulon Progo sebagai contoh nyata petani modern yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Dedi, menandai era baru bagi pertanian di Kulon Progo
Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan mengapresiasi kepercayaan BRMP DIY yang telah memilih Kulon Progo sebagai salah satu daerah sasaran program pengembangan pertanian berkelanjutan.
Menurutnya, sinergi ini sebagai langkah penting dalam mewujudkan kemandirian pangan di Kulon Progo.
“Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat potensi pertanian yang ada di Kulon Progo,” ujar Agung.
Pemkab Kulon Progo juga menegaskan komitmen dalam memajukan pertanian organik yang berbasis kearifan lokal ini. (*)
Editor: Rahmat