Sabtu, September 27, 2025

Kulon Progo untuk HUT RI, 8 Presiden dalam Kain Batik Raksasa

Share

PanenTalks, Kulon Progo – Aksi perajin batik di Kulon Progo, DIY, mempersembahkan sebuah karya spektakuler batik sepanjang 27 meter dan lebar 3 meter menampilkan delapan Presiden Indonesia dari masa ke masa.

Persembahan perajin batik ini dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Sanggar Sembung Batik yang berlokasi di Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah, yang menggarap karya itu. Untuk menggarapnya sanggar melibatkan 80 perajin.

Wajah-wajah Presiden Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Joko Widodo, hingga Presiden terpilih Prabowo Subianto tampak berjajar dalam satu hamparan kain. Mereka tampil dengan latar merah putih dan lambang Garuda Pancasila, peta kepulauan Indonesia, hingga logo HUT ke-80 RI.

Bayu Permadi, pengelola Sembung Batik, menyebutkan bahwa pengerjaan karya ini berlangsung sejak 1 Agustus 2025. Prosesnya pun cukup cepat karena karya itu rampung dalam waktu lebih dari dua pekan.

“Untuk memeriahkan ulang tahun ke-80 Indonesia kita bikin batik dengan dimensi 80 meter persegi. Itu kita buat dengan ukuran lebar 3 meter panjang 27 meter. Dalam batik itu kita bikin 8 tokoh presiden yang pernah menjabat di Indonesia,” katanya.

Batik Persembahan Budaya

Menurut Bayu, batik tersebut bukan hanya sekadar produk seni, melainkan juga persembahan budaya bagi bangsa. Ia menyatakan karya ini sebagai bentuk penghormatan atas warisan leluhur sekaligus sumbangsih terhadap identitas nasional.

“Kami sebagai penerus kebudayaan setidaknya bisa memberikan kado spesial untuk negara Indonesia. Kami ingin memberikan kado besar yang istimewa dengan unsur budaya,” ujarnya.

Ukuran kain yang tidak biasa menjadi salah satu tantangan utama dalam proses pembuatan. Kesulitan teknis dalam pewarnaan dan sketsa sempat muncul. Namun Bayu menuturkan para perajin mampu mengatasinya melalui kerja kolektif tim.

Bayu menjelaskan pembatik memakai teknik yang memadukan batik cap untuk bagian bingkai dan batik tulis untuk wajah-wajah Presiden dan simbol negara.

“Batik ini kan ukurannya panjang dan lebarnya tidak biasa, sehingga banyak permasalahan di bidang pewarnaan dan penyekatan,” kata Bayu.

“Kami tidak mungkin melakukannya sendiri sehingga butuh bantuan teman-teman yang bergerak di usaha batik. Jadi kami bersama-sama memberikan pewarnaan,” ucapnya.

Membangun Museum

Total biaya produksi batik raksasa ini mencapai Rp9 juta. Nantinya, karya ini akan disimpan sebagai memorabilia perayaan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Lebih jauh, Bayu juga berencana membangun museum yang merekam sejarah bangsa melalui karya visual serupa.

Dalam proses kreatif ini, Sembung Batik juga melibatkan generasi muda. Beberapa siswa SMK yang sedang menjalani praktik kerja lapangan turut dilibatkan. Salah satunya adalah Novia, yang merasa bangga dapat ambil bagian dalam proyek bersejarah ini.

“Seru dan senang bisa ikut berpartisipasi, baru pertama kali seperti ini jadi bangga, harapannya Sembung Batik bisa berkreasi untuk negara ini dan memotivasi pembatik di luar sana,” ujar Novia, salah satu perajin batik.

Karya ini menjadi bukti bahwa seni batik tidak hanya hidup sebagai warisan budaya, tapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan kebangsaan dan semangat kolaborasi lintas generasi. (*)

Read more

Local News