PanenTalks, Jakarta – Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari menilai, kunci ketahanan pangan Indonesia dari keanekaragaman benih dan tanaman lokal.
“Konservasi plasma nutfah bukan sekadar isu akademis, tetapi juga menyangkut masa depan pangan,” kata dia, melansir laman brin.go.id, belum lama ini.
Namun begitu, tantangannya menghadapi perubahan iklim, modernisasi dan hilangnya pengetahuan tradisional. Hal ini membuat sumber daya genetik pertanian (Plant Genetic Resources for Food and Agriculture/PGRFA) kian terancam.
“Di tengah perubahan iklim dan tergerusnya kearifan lokal, keterlibatan komunitas dalam menjaga sumber daya genetik menjadi semakin mendesak,” kata dia.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha menambahkan, Plant Genetic Resources for Food and Agriculture/PGRFA) merupakan modal besar bagi ketahanan pangan. Hal ini bisa melahirkan variates unggul tahan penyakit, berdaya hasil tinggi dan mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
“Keanekaragaman genetik tanaman sangat vital untuk menjawab tantangan pangan, perubahan iklim hingga kemiskinan,” kata dia.
Menurutnya, upaya menjaga PGRFA dilakukan lewat dua pendekatan, yaitu jalur ex-situ seperti bank gen atau bank benih, dan pendekatan in-situ, di mana pelestariannya dilakukan langsung di lahan dan komunitas. “Jalur ex-situ cenderung lebih teknis, sedangkan jalur in-situ melibatkan partisipasi petani melalui hubungan antara petani, benih, dan tradisi,” terangnya.
Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Muhammad Iskandar Ishaq mengatakan, riset tentang sistem pertanian di komunitas tradisional. Pelestarian benih lokal sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu di Kasepuhan Sinar Resmi, Sukabumi. Petani dan komunitas lokal adalah penjaga utama pengetahuan tradisional.
“Tanpa mereka, benih lokal bisa punah. Kearifan lokal ini tidak hanya menjaga pangan masyarakat, tapi juga jadi model konservasi yang relevan hingga sekarang,” kata dia. (*)
BRIN menegaskan komitmen untuk terus mendukung konservasi PGRFA. Kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat bisa memastikan benih-benih lokal tetap lestari sebagai fondasi ketahanan pangan bangsa. (*)