PanenTalks, Semarang – Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid meminta lahan pertanian di Provinsi Jawa Tengah harus dilindungi dahulu dan tidak boleh diutak-atik.
“Artinya lahan tersebut tidak boleh diotak-atik, selamanya harus tetap sawah,” ucap Nusron usai berdialog dengan kepala daerah se-Jawa Tengah di Semarang, Kamis 17 April 2025.
Dia berkomitmen memastikan sinergi pengadaan lahan dalam mewujudkan program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang ketahanan pangan, hilirisasi, hingga pengadaan 3 juta rumah.
“Bagaimana kita bersibergi, mengatur agar sama-sama jalan, namun tidak saling mengganggu,” kata Nusron usai berdialog dengan kepala daerah se-Jawa Tengah di Semarang, Kamis.
Dia melanjutkan, program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, makar bergizi gratis, hilirisasi industri, serta pembangunan 3 juta rumah.
“Mewujudkan ketahanan pangan butuh lahan, hilirisasi untuk membangun pabrik butuh lahan, perumahan butuh lahan,” katanya.
Menurut dia, harus dilakukan upaya untuk melakukan perlindungan agar saat membangun pabrik atau perumahan jangan sampai memakan lahan persawahan, sehingga ketahanan pangan tidak terganggu.
“Salah satu syarat surplus pangan bisa tercapai yakni lahan persawahan yang ada tidak boleh berkurang. Perlindungan area persawahan dilakukan dengan menetapkan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B),” tegas dia.
Dia melanjutkan, penetapan LP2B, menteri harus mendapat rekomendasi dari kepala daerah. Ada 1.285 hektare lahan persawahan di Jawa Tengah diajukan pada tahun 2024, untuk dikonversi menjadi bentuk lain.
“Hal semacam itu tidak boleh terjadi lagi untuk memastikan tercapainya ketahanan pangan,” tukas dia. (*)