Senin, Agustus 18, 2025

Lahan Pertanian Terdampak Proyek Tol Yogyakarta-YIA

Share

PanenTalks, Kulon Progo – Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-YIA (Yogyakarta International Airport) baka membawa dampak serius bagi sektor pertanian di Kulonprogo. Salah satu dampak utama yang kini mulai menjadi sorotan adalah menyusutnya lahan pertanian produktif, terutama sawah, yang berpotensi mengganggu ketahanan pangan daerah.

Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kulonprogo memperkirakan akan terjadi penurunan produksi padi cukup signifikan akibat alih fungsi lahan untuk kepentingan Jalan Tol Yogyakarta-YIA.

Staf Bidang Produksi dan Perlindungan Dispertapa Kulonprogo, Heri Sugiyanto, menjelaskan bahwa produksi padi bisa berkurang hingga ratusan ton gabah kering giling (GKG) setiap tahunnya.

“Diperkirakan angka penurunannya khusus pertanian padi bisa mencapai 485 ton GKG,” katanya.

Angka tersebut dihitung berdasarkan asumsi dua kali masa tanam dalam setahun dan rata-rata hasil produksi 65,56 kuintal per hektare.

Dengan perkiraan lahan yang terdampak sekitar 37 hektare, maka penurunan produksi pertanian mencapai 485 ton GKG per tahun.

“Sehingga diperoleh angka produksi 485 ton GKG dalam setahun yang menurun imbas alih fungsi lahan menjadi jalan tol,” kata Heri.

Saat ini, luas lahan baku sawah di Kulonprogo masih mencapai 11.047 hektare. Namun, penurunan produksi riil akan sangat bergantung pada luasan pasti lahan yang benar-benar terdampak proyek tol.

Hingga kini, proses pengadaan lahan masih berlangsung di Kantor BPN Kulonprogo, sehingga data pastinya belum bisa dipastikan.

Meski demikian, langkah antisipasi sudah mulai disiapkan. Heri menyebut program cetak sawah baru dan optimalisasi lahan pertanian yang masih ada menjadi solusi utama yang sedang dijalankan Dispertapa.

“Membuat sawah baru di sekitar sawah yang sudah ada. Lahan yang dulunya ditanami tanaman keras seperti kayu, kemudian dijadikan sawah untuk menanam padi,” kata dia.

Optimalisasi dilakukan dengan meningkatkan produktivitas lahan yang masih tersedia, termasuk dari sisi pengelolaan, persemaian, pemupukan, hingga perawatan tanaman dan saat panen.

Sementara itu, dari sisi tata ruang, Sekretaris Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulonprogo, Saryono, turut mengonfirmasi bahwa penyusutan lahan pertanian, khususnya sawah, hampir tidak terelakkan akibat pembangunan jalan tol.

“Sedangkan untuk lahan pertanian pangan berkelanjutan [LP2B] potensinya cukup banyak yang beralih fungsi untuk tol dengan asumsi 100 meter dikalikan sekian kilometer,” ujar Saryono.

Ia menjelaskan bahwa lahan sawah dilindungi (LSD) yang berpotensi terdampak bisa mencapai sekitar 50 hektare. Beberapa wilayah yang sudah teridentifikasi terkena dampak di antaranya adalah Kapanewon Nanggulan dan Pengasih.

Namun karena jalan tol ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), proses pengalihan fungsi lahan khusus LSD ditangani langsung oleh pemerintah pusat. (*)

Read more

Local News