Minggu, Juli 27, 2025

Larangan Study Tour Jabar, Pariwisata Yogyakarta Harus Adaptasi

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Industri pariwisata Yogyakarta mulai merasakan imbas dari kebijakan larangan study tour oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Segmen pelajar yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung kunjungan wisata ke DIY, mengalami penurunan signifikan sejak pemberlakuan larangan itu.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, menyatakan kebijakan ini berdampak langsung terhadap jumlah wisatawan. Terutama dari pasar pelajar asal Jabar yang selama ini mendominasi kunjungan ke Yogyakarta.

“Regulasi itu secara riil pasti berdampak bagi pariwisata DIY, termasuk tumpuan di study tour cukup tinggi di Yogyakarta. Tentunya kami merasakan hal yang sama,” kata Bobby.

Ketergantungan Tinggi, Risiko Jangka Panjang

Wilayah seperti Kuningan, Cirebon, dan Garut disebut sebagai kontributor utama kunjungan pelajar ke Yogyakarta. Bobby mencatat, sekitar 35 hingga 40 persen wisatawan yang datang ke DIY berasal dari Jawa Barat, menandakan ketergantungan yang cukup besar terhadap satu wilayah.

Namun, kondisi ini juga membuka ruang evaluasi. Menurut Bobby, penting bagi pelaku industri pariwisata di Yogyakarta untuk mulai melepaskan ketergantungan terhadap pasar dominan dan memperluas jangkauan ke wilayah lain.

“Kita bisa lengkapi market share. Kita bisa saling substitusi, yaitu saling melengkapi market sehingga pariwisata Yogyakarta menjadi lebih resilience,” ujarnya.

Dalam situasi penuh tantangan ini, Bobby mengajak agar sektor wisata DIY tidak hanya bertahan, tapi juga berbenah. Salah satu langkah strategis adalah menggarap pasar potensial baru seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DKI Jakarta, yang memiliki konektivitas infrastruktur yang mendukung.

“Optimalkan market lain yang selama ini belum terlalu aktif,” kata dia lagi.

“Mereka yang terhubung dengan infrastruktur tol, jauh lebih efisien. Meskipun itu tidak menampik di luar Jawa pun ada market study tour. Hanya saja itu tidak sebesar yang ada di Pulau Jawa,” ucap dia menambahkan.

Selain memperluas cakupan pasar, Bobby juga menegaskan perlunya peningkatan kualitas produk wisata. Dengan demikian, produk wisata tetap relevan dan menarik di tengah persaingan antar daerah.

Komunikasi dengan Jabar dan Dorongan Adaptasi

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadhi, menyampaikan pihaknya telah mengambil langkah proaktif dengan berkomunikasi langsung dengan Dinas Pariwisata Jawa Barat. Upaya ini untuk menjajaki kemungkinan dibukanya kembali program study tour sekolah di wilayah tersebut.

“Kami, Dinas Pariwisata DIY sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Pariwisata Jawa Barat pada beberapa pertemuan. Tentunya untuk mendorong kembali study tour sekolah di Jabar,” ungkapnya.

Imam juga mendorong agar pelaku wisata DIY mengembangkan pendekatan yang lebih kreatif dan adaptif agar sektor ini tetap tumbuh meski menghadapi tekanan dari luar. (*)

Read more

Local News