Rabu, Juni 18, 2025

Latihan Siaga di Kota Gudeg: Sekolah Jadi Lokomotif Budaya Sadar Bencana

Share

PanenTalks, Yogyakarta -Gelora peringatan HKB langsung terasa saat apel siaga digelar, menyatukan barisan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), dan para relawan Kampung Tangguh Bencana (KTB).

Tepat pukul 10.00 WIB, suasana berubah. Raungan sirene EWS banjir memecah keheningan, berpadu dengan bunyi kentongan dan denting bel serta lonceng sekolah yang bergema selama satu menit penuh.

Ini bukan sekadar bunyi, melainkan uji nyali sistem peringatan dini yang vital. Setelahnya, denyut aksi berpindah ke sejumlah Sekolah Dasar (SD) di penjuru Kota Yogyakarta, di mana simulasi bencana mulai dihelat.

Apel siaga peringatan HKB. (pemkotyogya)

“Fokus Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini tertuju pada simulasi di sekolah,” tegas Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, usai memimpin apel siaga HKB 2025.

Empat sekolah terpilih menjadi panggung simulasi yang mendebarkan: SD Negeri Serangan, SD Negeri Kotagede 3, SD Muhammadiyah Sukonandi I dan II. Sekolah-sekolah ini bukanlah pemain baru; mereka telah lama didaulat menjadi satuan pendidikan aman bencana (SPAB). Simulasi ini menjadi ajang krusial untuk mengasah kemampuan penyelamatan diri dan evakuasi mandiri para siswa dan guru saat bencana datang tak terduga.

Lebih lanjut, Nur Hidayat menjelaskan bahwa pemilihan sekolah sebagai fokus utama peringatan HKB 2025 merupakan arahan langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Tujuannya jelas: menempatkan kesiapsiagaan di lingkungan pendidikan sebagai prioritas.

Simulasi bencana gempa. (dok:pemkotyogya)

Meski demikian, gaung peringatan HKB kali ini tetap ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta. Dengan mengusung tema “Siap untuk Selamat,” HKB 2025 mengajak setiap individu untuk menjadi garda terdepan dalam menghadapi ancaman bencana.

Nur menyatakan sekolah dipilih karena arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa peringatan HKB 2025 fokus di sekolah agar menjadi perhatian. Meski demikian peringatan HKB dihadirkan untuk semua masyarakat. Peringatan HKB tahun 2025 mengambil tema siap untuk selamat.

Tujuan HKB menghadirkan kesiapsiagaan di masyarakat. Kesiapsiagaan berarti kita harus mampu melaksanakan mitigasi dan meningkatkan pengetahuan kebencanaan, latihan dan lainnya.

Dengan demikian akan terbangun ketahanan lingungan dari aspek pencegahan dan penanggulangan bencana yang arahnya pada meminimalisir dampaknya,” jelasnya.

Pihaknya menegaskan BPBD Kota Yogyakarta memfasilitasi terkait penanggulangan bencana dari aspek edukasi terus dilakukan kepada masyarakat dan sekolah.

Saat ini di Kota Yogyakarta sudah 28 SPAB tingkat SD dan SMP.Salah satu SPAB yang mengadakan simulasi bencana adalah SDN 3 Kotagede dengan bencana gempa bumi. Ratusan murid dan guru terlibat dalam simulasi. Saat awal gempa mereka berlindung di bawah meja dan evakuasi ke lokasi titik kumpul sambil melindungi bagian kepala.

“Simulasi bencana ini penting karena Indonesia rawan bencana seperti gempa. Kalau anak-anak mudah memahami keselamatan dari bencana dengan simulasi ini karena mempraktikan langsung. Kita rencanakan minimal satu semester sekali melakukan simulasi, sehingga nanti paham kalau ada bencana gempa harus berbuat apa,” ucap Kepala SDN Kotagede 3, Rumgayatri (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News