Senin, Agustus 18, 2025

Lobi Intensif AS: Airlangga Hartarto Tancap Gas Amankan Kepentingan Dagang RI

Share

PanenTalks, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terus bergerak cepat dalam upaya melobi kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS).

Setelah melakukan pertemuan dengan United States Trade Representative (USTR), delegasi Indonesia yang dipimpin Menko Airlangga langsung melanjutkan pembicaraan dengan United States Secretary of Commerce Howard Lutnick.

Langkah sigap Indonesia ini menempatkannya sebagai salah satu dari sedikit negara yang mendapatkan perhatian langsung dari Pemerintah AS, menyusul negara-negara seperti Jepang dan Argentina yang juga tengah bernegosiasi terkait tarif tersebut.

Kebijakan tarif AS menjadi perhatian serius di bawah kepemimpinan Presiden Trump, yang menunjuk Secretary Lutnick, bersama dengan Ambassador Greer (USTR) dan Scott Bessent (Secretary of Treasury), sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas isu ini.

Department of Commerce (DoC) sebagai kementerian yang fokus pada pertumbuhan ekonomi dan perdagangan AS memiliki peran sentral dalam merumuskan kebijakan tarif, yang merupakan bagian integral dari kebijakan perdagangan internasional AS. Sementara itu, USTR bertugas melaksanakan negosiasi tarif secara teknis.

Sebelum pertemuan tatap muka yang berlangsung hangat dan bersahabat selama lebih dari 1,5 jam di kantor DoC, Menko Airlangga telah menjalin komunikasi awal dengan Secretary Lutnick melalui pertemuan daring pada Kamis (17/04).

Kedekatan yang terjalin ini menjadi modal penting bagi Indonesia, yang dalam beberapa minggu pertama pemberlakuan penundaan tarif resiprokal, telah berhasil mendapatkan akses langsung ke otoritas utama AS, yaitu USTR dan DoC, serta dijadwalkan untuk bertemu dengan Secretary of Treasury.

“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick atas kesempatan negosiasi ini dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Menko Airlangga dikutip dari

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia menyampaikan proposal konkret untuk meningkatkan pembelian dan impor dari AS guna menyeimbangkan defisit perdagangan.

Tawaran tersebut mencakup produk energi seperti minyak mentah, LPG, dan gasoline, serta peningkatan impor produk pertanian yang sangat dibutuhkan Indonesia dan tidak diproduksi di dalam negeri, seperti kedelai dan gandum. Menko Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk bekerja sama di sektor mineral kritis, mendukung investasi AS, dan menyelesaikan isu hambatan non-tarif (Non-Tariff Barrier/NTB) yang menjadi perhatian pengusaha AS di Indonesia.

Secretary Lutnick menyambut baik komitmen dan proposal konkret yang diajukan Indonesia. Ia menilai bahwa tawaran dan permintaan Indonesia sangat jelas dan saling menguntungkan, berbeda dengan proposal dari beberapa negara lain yang belum mendapatkan respons positif dari AS.

Secretary Lutnick sepakat dengan target penyelesaian negosiasi dalam 60 hari ke depan dan menyarankan agar jadwal pembahasan teknis yang lebih detail segera disusun bersama pihak DoC dan USTR.

“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” kata Secretary Lutnick.

Turut mendampingi Menko Airlangga dalam tim negosiasi RI antara lain Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.

Read more

Local News