Senin, Agustus 18, 2025

Madanitec, Perusahaan Bantul yang Merambah Pasar Nusantara

Share

PanenTalks, Bantul – Madanitec muncul dari sebuah bengkel sederhana di pojok desa Wirokerten, Banguntapan, Kabupaten Bantul. Sebagai produsen mesin teknologi tepat guna, nama Madanitec kini mulai terkenal luas. Mesin pengolahan sampah dan produksi skala menengah produksi Madanitec sukses menembus pasar nasional hingga internasional.

Pada tahun 2010, Wahyu Arrozi mendirikan PT Madani Technology atau Madanitec. Bermula dari ide yang sederhana, alumni Teknik Mesin UGM ini mulai menciptakan mesin yang berguna bagi masyarakat.

“Kita awalnya hanya produksi kecil-kecilan di bengkel. Tapi setelah melihat potensi market yang mendukung, kami terus kembangkan,” kata Wahyu, di workshop yang berlokasi di Jalan Kepuh No.1, Kepuh Wetan, Bantul.

Saat ini, Madanitec memiliki lebih dari 20 karyawan dan telah mengembangkan hampir 200 jenis produk. Salah satu yang paling populer adalah mesin pemilah sampah, yang memiliki delapan varian tergantung kapasitas dan tingkat kehalusan hasil pemilahannya.

Wahyu menyebut, mesin terbesar bahkan mampu memproses 4 ton sampah per jam, dengan harga mencapai Rp 220 juta.

“Saat ini, mesin pemilah sampah dan mesin press menjadi produk yang paling banyak dicari. Tapi tiap tahun beda-beda, tergantung tren dan kebutuhan pasar,” ujar Wahyu.

Menjangkau Pasar Nusantara

Pasar Madanitec tidak main-main. Wahyu menyebutkan, produknya telah menjangkau hampir seluruh provinsi di Indonesia. Mulai dari Aceh hingga Papua, dengan permintaan tertinggi dari wilayah Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Banyak pembelinya datang dari distributor atau makelar yang memasok ke berbagai instansi dan pemerintah.

Wahyu menyebutkan, salah satu produk yang paling banyak menarik peminat adalah mesin pemilah sampah dengan ukuran 120. Satu unit mesin seharga Rp 22 juta ini proses produksinya memakan waktu satu hingga dua minggu.

“Tapi kalau buat empat sampai lima barang mungkin malah bisa lebih cepat karena bisa kita kerjakan secara paralel,” bebernya.

Tak hanya menjual mesin yang ready stock, Madanitec juga melayani pesanan khusus. Bahkan, mereka pernah membuat mesin ekstraksi curcumin dengan harga mencapai Rp 500 juta.

Wahyu Arrozi menuturkan, rata-rata omzet mereka per bulan berkisar antara Rp 200–300 juta, dan bisa melonjak hingga tiga kali lipat di akhir tahun.

Bahkan, produk Madanitec pernah menembus pasar ekspor ke Timor Leste. Hal ini menjadi bukti bahwa inovasi lokal dari Bantul mampu bersaing di pasar internasional. (*)

Table of contents [hide]

Read more

Local News