PanenTalks, Denpasar – ITB STIKOM Bali menjadikan program magang kerja di Jepang sebagai model utama untuk mengatasi hambatan finansial dan memberikan pengalaman global bagi mahasiswanya.
Program ini menawarkan skema unik di mana biaya kuliah dan keberangkatan awal ke Negeri Sakura dapat ditalangi, memungkinkan lulusan SMA/SMK yang kurang mampu tetap melanjutkan pendidikan tinggi.
Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan, mengungkapkan program magang ini adalah jawaban atas fakta sekitar 60 persen lulusan sekolah menengah menghadapi kendala finansial untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Setelah menyadari kuota beasiswa pemerintah dan yayasan sangat terbatas, program magang di luar negeri menjadi pilihan ketiga yang justru paling prospektif.
“Ini adalah solusi ‘way out’ yang sangat ideal. Bagi yang tidak punya uang, seluruh biaya kuliah dan keberangkatan ditalangi koperasi atau lembaga keuangan mitra STIKOM,” jelas Dr. Dadang.
Program ini dirancang untuk menciptakan lulusan yang kaya pengalaman dan mandiri secara finansial. Mahasiswa akan menjalani perkuliahan selama satu tahun di kampus, dilanjutkan dengan magang kerja selama dua hingga tiga tahun di Jepang.
Selama periode magang, perkuliahan tetap berlangsung secara online, memungkinkan mereka mendapatkan gelar sarjana tanpa menunda studi.
Setelah menerima gaji pertama di Jepang, mahasiswa diwajibkan membayar cicilan untuk melunasi dana talangan yang diberikan.
Skema pembiayaan ini memungkinkan mahasiswa dengan latar belakang ekonomi terbatas dapat bekerja, kuliah, dan segera memiliki pengalaman internasional.
Saat ini, program magang ke Jepang ITB STIKOM Bali telah memberangkatkan sekitar 200 mahasiswa, di mana 150 di antaranya masih aktif di Jepang dan 50 orang telah kembali ke Bali dengan membawa gelar dan pengalaman kerja global.
Program ini disambut antusias oleh orang tua mahasiswa, seperti Santi dari Tabanan, yang merasa terbantu karena anaknya, tamatan SMK Boga, bisa kuliah dan mendapatkan pengalaman internasional sejak semester awal.
“Kami sebagai orang tua terbantu karena kampus ini punya jalur ke Jepang,” imbuhnya.(*)

