PanenTalks, Yogyakarta – Sebuah inovasi pertanian regeneratif bertajuk ‘Magelang Setories’ hadir untuk mengoptimalkan aktivitas pertanian di Desa Mangunsari, Magelang. Inovasi dari GoTo Impact Foundation (GIF) tersebut diharapkan bisa meningkatkan produktivitas pangan.
Inovasi pertanian Magelang Setories merupakan hasil kreasi bersama dengan changemakers, para pemangku kepentingan, dan masyarakat Magelang melalui inisiatif Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) 3.0. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengoptimalkan aktivitas pertanian di Desa Mangunsari.
Kehadiran Magelang Setories tidak terlepas dari perhatian GIF akan potensi pertanian yang besar di Kabupaten Magelang. Pasalnya tidak kurang 57% penduduk menggantungkan hidup pada sektor tersebut.
Persoalannya tidak hanya potensi yang besar dari sektor pertanian di Magelang, tetapi juga diiringi berbagai tantangan seperti ketergantungan pada pupuk kimia, metode pertanian konvensional, hingga terbatasnya akses informasi yang turut memperbesar risiko keberlanjutan pertanian dan tingkat kesejahteraan petani. Hal tersebut yang kemudian memunculkan gagasan soal Magelang Setories.
“Setelah empat tahun berkreasi bersama masyarakat di sejumlah titik dan mendukung 136 changemakers, terdiri dari startup, organisasi nirlaba, hingga akademisi, kami belajar bahwa perubahan nyata bisa terjadi ketika masyarakat memiliki keberanian dan kapasitas untuk menjadi agen perubahan di wilayah mereka sendiri,” kata Monica Oudang, Ketua GoTo Impact Foundation, organisasi nirlaba yang didirikan Grup GoTo.
“Magelang Setories sebagai wujud nyata pendekatan ini. Inovasi ini bukan sebagai bantuan sesaat, melainkan investasi jangka panjang yang dirancang untuk terus berjalan bahkan berkembang bersama masyarakat,” ucapnya.
Magelang Setories merupakan gabungan dari organisasi Setara Indonesia, Bhumee Artani, dan Waste & Wishes Indonesia. Magelang Setories juga merupakan buah kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintah, di antaranya Kementerian Pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Magelang, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Magelang, Kabupaten Magelang, Kecamatan Sawangan, Desa Mangunsari, Balai Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, dan Koperasi Gatos Bumi Jawi.
Potensi Lumbung Pangan
Kepala Bidang Perekonomian dan Pengembangan Wilayah pada Bappeda Litbangda Kabupaten Magelang Arif Yulianto menyambut baik kehadiran Magelang Setories. Menurut dia Magelang memiliki potensi menjadi lumbung pangan Jawa Tengah. Namun potensi itu harus dikelola dengan baik, salah satunya melalui apa yang disebut Magelang Setories.
“Magelang memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan Jawa Tengah. Potensi ini tidak hanya penting untuk pencapaian target pemerintah, tetapi juga masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” kata Arif mewakili Bupati Grengseng Pamuji.
“Penting untuk masyarakat memiliki kemampuan mengelola dan memaksimalkan potensi tersebut. Jadi kami tentu menyambut baik hadirnya Magelang Setories,” ujarnya.
Sementara, Theodorus Dedy Tri Kuncoro dari Konsorsium Magelang Setories, menjelaskan tiga solusi utama dalam membangun sistem yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan petani, dan memastikan ketahanan pangan lokal di Desa Mangunsari. Termasuk di antaranya pembangunan Demonstration Plot (Demplot) Agro Learning Center, Praktik dan Pendampingan Pertanian Regeneratif serta Pengelolaan dan Pendampingan Limbah Organik.

Menurut rencana Magelang Setories akan berinovasi bersama masyarakat di setiap tahap implementasi solusi, terutama kelompok petani. Dari edukasi yang dilakukan di Demplot, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekitar 37% per hektar. Seiring meningkatnya produktivitas lahan, maka biaya produksi diharapkan mengalami penurunan sebesar 34,2% dan meningkatkan pendapatan petani rata-rata 30%, termasuk petani perempuan dan pemuda.
Magelang Setories juga berupaya mengelola 100% limbah organik yang masuk ke Demplot. Dalam jangka panjang, Magelang Setories berharap bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan jejak karbon dari sektor pertanian, meningkatkan ketahanan bencana longsor, dan mengurangi air bersih melalui remediasi daerah aliran sungai.
“Kami berharap Magelang Setories dapat mengoptimalkan pertanian, menjaga kelestarian lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani untuk masa sekarang dan generasi mendatang,” kata Monica.
“Inisiatif ini bukan hanya milik GIF atau konsorsium, tapi milik kita bersama. Untuk itu, kami mengajak seluruh pihak untuk turut mengambil peran. Sudah saatnya kita Berani untuk Berdaya, terbebas dari cara penyelesaian lama sehingga mampu untuk berkreasi dan berinovasi bersama,” ucapnya. (*)