Sabtu, September 27, 2025

Malam Sawit Ramah Lingkungan untuk Perajin Batik Giriloyo

Share

PanenTalks, Jakarta-Upaya menjaga tradisi batik sekaligus mendorong praktik ramah lingkungan kini mendapat dorongan baru. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkenalkan bahan baku alternatif malam sawit berbasis stearin kepada perajin batik di Kampung Batik Giriloyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahan baru ini dirancang untuk menggantikan malam parafin berbasis minyak bumi yang selama ini banyak digunakan. Selain lebih ramah lingkungan, malam sawit berbasis stearin juga dianggap mampu memperkuat daya saing batik lokal.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. “Dengan mendampingi perajin batik, BNI tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga menciptakan daya saing baru yang berbasis inovasi ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Inisiatif ini merupakan bagian dari program Pendampingan Batik Berkelanjutan hasil kolaborasi BNI dengan Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) Sustainability Universitas Trisakti serta Komunitas Batik Giriloyo.

Menurut Okki, keberhasilan program serupa sebelumnya telah dibuktikan di Kampung Batik Laweyan, Surakarta, sejak 2022 melalui Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) bersama Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). “Program yang diinisiasi BNI ini melanjutkan formulasi stearin hasil inovasi perajin Laweyan bersama RSPO,” jelasnya.

Kini, keberhasilan itu diperluas ke Giriloyo dengan melibatkan fasilitator langsung dari perajin Laweyan untuk berbagi pengalaman. Dalam program ini, BNI juga memperkuat pendampingan bagi pelaku usaha mikro dan kecil, termasuk peningkatan literasi keuangan serta akses produk dan layanan perbankan BNI.

Okki menambahkan, pendampingan bukan sekadar perubahan bahan baku, tetapi juga upaya menjaga warisan budaya dan memperkuat rantai nilai lokal. “Melalui program ini, BNI berharap dapat memperluas dampak sosial ekonomi bagi komunitas perajin batik, sekaligus mendorong transisi menuju praktik industri kreatif yang lebih hijau, berdaya saing, dan berkelanjutan secara global,” tegasnya.

Program pendampingan batik berkelanjutan ini diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan UMKM di daerah lain. Dengan sinergi lintas pihak—perbankan, akademisi, komunitas, dan pemerintah daerah—BNI berupaya menghadirkan gerakan terpadu yang menggabungkan pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan prinsip lingkungan dalam satu langkah nyata.

Read more

Local News