PanenTalks, Yogyakarta – Pemkot Yogyakarta kembali meluncurkan program inovatif ‘Mas Jos’ sebagai langkah strategis dalam mengatasi persoalan sampah di kota pelajar. Program ‘Mas Jos’ yang tak lain Masyarakat Jogja Olah Sampah ini menekankan edukasi dan pemberdayaan masyarakat agar mampu mengelola sampah secara mandiri, mulai dari lingkungan rumah tangga.
Pemkot merancang ‘Mas Jos’ sebagai upaya sistematis untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat, khususnya dalam kebiasaan memilah sampah sejak dari sumbernya. Jadi tidak selalu membebankan masalah sampah kepada pemerintah, masyarakat juga harus memulai perubahan tersebut.
“‘Mas Jos’ ini menjadi gerakan bersama agar warga Jogja terbiasa memilah sampah. Kita akan evaluasi progresnya setiap bulan di tiap kelurahan,” tegasnya Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo di Royal Darmo, Selasa (29/7).
Dalam pelaksanaannya pihaknya akan melakukan evaluasi rutin bulanan di tingkat kelurahan untuk memastikan program berjalan efektif. Pihaknya menargetkan setiap kelurahan harus bisa mengurangi volume sampah minimal 20 persen dari jumlah laporan terakhir.
“Kami ingin semua kelurahan berlomba-lomba menunjukkan hasil terbaiknya. Kalau tiap bulan bisa berkurang 20 persen, maka dalam waktu setahun dampaknya akan sangat besar,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkot Yogya juga menggandeng berbagai pihak seperti forum bank sampah, LSM, komunitas lingkungan, hingga konten kreator yang memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
“Konten kreator punya pengaruh besar di masyarakat. Mereka bisa jadi ujung tombak dalam menyebarkan semangat pengelolaan sampah ini dengan cara yang kreatif,” ujarnya.
Lima Langkah Menekan Volume Sampah
Hal senada datang dari Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono. Ia mengungkapkan melalui Mas Jos pihaknya berharap masyarakat tidak hanya hanya tahu tentang pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga tergerak hatinya untuk turut aktif.

Dalam program ini terdapat lima langkah untuk menekan volume sampah. Pertama pilah sampah sesuai jenis. Kedua pemilahan sampah anorganik selesai di bank sampah. Ketiga olah sampah organik. Keempat habiskan makanan. Dan kelima gunakan wadah berulang.
Sebagai pilot project, Kemantren Pakualaman telah menerapkan program ‘Mas Jos’, dan hasilnya sangat menggembirakan. Agus menyebut sebelum pelaksanaan program ini, volume sampah di wilayah tersebut mencapai 10 ton per hari. Namun setelah program berjalan, volume sampah bisa turun hingga 2,5 ton per hari.
“Hasil ini membuktikan bahwa ketika masyarakat mendapat edukasi dan fasilitas untuk mengelola sampah secara mandiri, dampaknya sangat signifikan terhadap pengurangan beban sampah kota,” katanya.
Peran Komunitas Memantau Langsung
Sementara itu Wakil Ketua Tiga Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogya, Christina Iin menyatakan kesiapan penuh untuk menyukseskan program tersebut. Ia menilai program ini selaras dengan semangat yang telah lama terbangun dari jaringan bank sampah di Kota Yogya.

“Setelah peluncuran program ini secara resmi, langkah pertama kami adalah melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat, baik melalui pertemuan PKK tingkat RT maupun RW,” ungkapnya.
Tak hanya berhenti pada sosialisasi, pihaknya juga akan melakukan monitoring dan pendampingan terhadap masyarakat guna memastikan bahwa proses pengolahan sampah benar-benar berjalan secara konsisten.
“Kami akan pantau langsung, apakah masyarakat sudah memilah dan mengolah sampah di rumah atau belum. Edukasi berkelanjutan dan penguatan peran komunitas akan menjadi kunci keberhasilan program ini,” tambahnya. (*)