PanenTalks, Bekasi – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya peningkatan produktivitas nasional sebagai fondasi daya saing bangsa. Hal itu disampaikan saat membuka Pelatihan dan Sertifikasi Productivity Specialist di Bekasi, Senin (8/9).
“Produktivitas adalah kata kunci bagi daya saing, sekaligus fondasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Yassierli.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia harus mampu memaksimalkan produktivitas agar dapat bersaing di tingkat regional maupun global. Ia menjelaskan, pelatihan dan sertifikasi yang digelar Kemnaker merupakan bagian dari Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas. Salah satu pilar utamanya adalah tersedianya tenaga ahli yang kompeten dan tersertifikasi.
“Melalui program ini, kami menargetkan sekitar 200 Productivity Specialist yang mampu menyiapkan program berdampak tinggi serta memperkuat kapabilitas National Productivity Organization (NPO) Indonesia,” jelasnya.
Yassierli menekankan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar. “Tingkat produktivitas kita masih di bawah rata-rata negara ASEAN dan pertumbuhannya cenderung stagnan. Faktor modal pun belum memberikan dampak signifikan. Ini PR besar kita bersama,” tegasnya.
Ia mengutip kajian McKinsey yang menyebut produktivitas Indonesia saat ini berada di kisaran 11.000 USD per pekerja. “Untuk mencapai target Indonesia Emas 2045, angka ini harus meningkat hingga 440 persen. Kita tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan,” lanjutnya.
Menaker juga menyoroti ketimpangan produktivitas antar sektor. “Industri padat karya masih memiliki produktivitas rendah, sementara industri padat modal relatif lebih tinggi. Sebagai negara besar, kebijakan pertumbuhan ekonomi harus memperhatikan sektor padat karya agar produktivitas nasional tumbuh lebih merata,” tambahnya.
Sebagai strategi, Yassierli menyebut peningkatan produktivitas akan didorong melalui pendekatan 4P: People, Process, Product, dan Policy. Upaya ini diperkuat dengan program upskilling dan reskilling untuk sedikitnya 50 ribu pekerja mulai Oktober mendatang.
“Kita membutuhkan banyak Productivity Specialist sebagai champions dan agen perubahan di perusahaan-perusahaan Indonesia. Jangan sia-siakan kesempatan ini, karena peran kalian akan menentukan masa depan daya saing bangsa,” pesannya.
Acara ini turut dihadiri Sekjen Kemnaker Cris Kuntadi, Dirjen Binalavotas Agung Nur Rohmad, serta Sekjen Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata.