Sabtu, September 27, 2025

Mendag Bidik Indonesia Jadi Kiblat Modest Fashion Dunia

Share

PanenTalks, Jakarta-Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meluncurkan ajang modest fashion Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (12/8). Peluncuran ini menandai dimulainya rangkaian kegiatan pengembangan ekosistem fesyen nasional yang berdaya saing global.

“Kami ingin menampilkan tren modest fashion masa depan melalui JMFW sehingga bisa menjadi kiblat modest fashion dunia dengan membangun ekosistem fesyen yang dibutuhkan dalam mewujudkan visi tersebut. Kalau kita sudah mengetahui trennya, masyarakat akan lebih tertarik untuk memakainya. Dengan begitu, industri tekstil kita berkembang, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh, dan daya beli masyarakat meningkat,” ujar Mendag Busan.

Puncak acara JMFW 2026 akan digelar pada 6–9 November 2025 di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta. “Akan ada 12 parade gelaran busana, pameran dagang, gelar wicara, business matching, hingga award show. Lebih dari 100 desainer, lebih dari 1.000 koleksi jenama, dan target 8.000 pengunjung akan hadir selama empat hari kegiatan,” jelasnya.

JMFW 2026 mengangkat tema Essential Lab. “Layaknya laboratorium medis yang menjadi rujukan untuk menentukan kondisi kesehatan, JMFW berfungsi sebagai laboratorium fesyen untuk memetakan arah gaya berpakaian masa depan,” kata Mendag Busan. Ia menambahkan perbedaan utama JMFW 2026 terletak pada lokasi penyelenggaraan dan tema yang diusung. “Selain tempat, fokus kami yaitu ingin membangun ekosistem. Jadi, kalau ekosistemnya sudah berjalan, semuanya bisa bergerak,” tegasnya.

Berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025, Indonesia menempati peringkat pertama di sektor modest fashion mengungguli Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura. “Capaian ini menunjukkan keunggulan Indonesia bukan hanya pada volume ekonomi, tetapi juga kesadaran membangun ekosistem modest fashion nasional,” ujar Mendag Busan.

Ia juga menekankan pentingnya JMFW 2026 untuk memperluas konektivitas UMKM fesyen ke pasar global. “Kemendag memiliki 46 perwadag di 33 negara yang bertugas menjual produk Indonesia, termasuk produk fesyen. Kami memiliki program business matching yang sudah memfasilitasi kurang lebih 800 UMKM dengan total potensi transaksi USD 90,04 juta,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, menargetkan JMFW 2026 meraih potensi transaksi USD 10 juta. “Harapannya capaian tahun ini bisa lebih dari capaian tahun sebelumnya,” kata Puntodewi. Ia menyebut pemilihan Balai Kartini sebagai lokasi bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan partisipasi pemangku kepentingan.

Dalam peluncuran JMFW 2026, Mendag Busan memimpin sesi Bincang Asik (BISIK) bersama mitra strategis, termasuk Kementerian Ekonomi Kreatif, Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia, ParagonCorp, dan pelaku usaha fesyen. Para narasumber menilai JMFW penting untuk mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pembentuk tren modest fashion global, serta menekankan kolaborasi lintas sektor.

Perwakilan jenama Arabelle Scarf, Syifa, juga mengapresiasi peran JMFW. “Berkat JMFW, Arabelle Scarf mulai dikenal secara luas di kancah nasional maupun internasional. Fasilitasi dari Kemendag benar-benar terasa, tidak hanya bagi pelaku usaha di kota-kota besar, tetapi juga bagi kami yang berasal dari daerah kecil,” pungkasnya.

Read more

Local News