PanenTalks, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan arah kebijakan dan program prioritas tahun 2026 dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (3/9). Dalam kesempatan tersebut, Menperin menegaskan sektor industri akan tetap menjadi penggerak utama perekonomian nasional.
“Industri diarahkan untuk semakin berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Menperin.
Ia menyampaikan, industri pengolahan nonmigas ditargetkan tumbuh 6,52 persen pada 2026 dengan kontribusi 18,66 persen terhadap PDB nasional. Sektor ini diharapkan mampu menyumbang 74,85 persen ekspor nasional serta menyerap 14,68 persen tenaga kerja.
“Target ini mencerminkan tekad pemerintah menjadikan industri sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Pertumbuhan industri tidak hanya diarahkan untuk memperkuat struktur ekonomi, tetapi juga untuk memberikan manfaat langsung bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, serta penguatan daya saing,” jelasnya.
Menperin juga menekankan pemerataan industri melalui distribusi investasi di luar Jawa yang diproyeksikan naik menjadi 33,25 persen. Selain itu, sektor industri ditargetkan menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,79 juta ton CO₂ sebagai langkah transformasi menuju industri hijau.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, Kemenperin menyiapkan sejumlah program prioritas.
“Program yang disusun mencakup penguatan industri kecil dan menengah, penciptaan wirausaha baru, percepatan hilirisasi sumber daya alam, restrukturisasi mesin dan teknologi, serta penguatan vokasi untuk membangun SDM industri yang kompeten,” papar Menperin.
Ia menambahkan, pengembangan industri halal, pemanfaatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta percepatan pembangunan kawasan industri di berbagai wilayah juga menjadi perhatian utama.
“Implementasi industri hijau akan terus kita dorong melalui efisiensi energi, penerapan teknologi bersih, dan prinsip keberlanjutan dalam proses produksi,” imbuhnya.
Menperin menilai industri manufaktur Indonesia memiliki ketahanan tinggi.
“Manufaktur kita mempunyai resiliensi yang tinggi. Walaupun dihadapkan dengan berbagai dinamika dan tantangan, resiliensi industri sudah terbukti dan ini menjadi dasar optimisme bagi percepatan pertumbuhan,” katanya.
“Yang kuat dari produk manufaktur kita adalah pasar ekspor, yang terus-menerus menunjukkan peningkatan. Hal ini menjadi baseline dan dasar optimisme bagi peluang usaha nasional,” lanjutnya.
Seluruh program tersebut, menurut Agus, sejalan dengan agenda pembangunan nasional dan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto.
“Selaras dengan ASTA CITA Presiden Prabowo Subianto, Kemenperin akan memastikan agar setiap kebijakan industri memberikan nilai tambah yang nyata, memperkuat struktur ekonomi, dan mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam mendorong promosi produk industri, memperluas akses pasar global, dan meningkatkan arus investasi.
“Dukungan DPR RI sangat penting agar strategi pembangunan industri 2026 dapat terlaksana secara optimal dan menjadi pijakan kuat menuju visi Indonesia Emas 2045,” pungkas Menperin.