Rabu, Juni 18, 2025

Merawat Air, Menjaga Keberlanjutan Lingkungan

Share

PanenTalks, Semarang – Modernitas pembangunan kota takmengabaikan keharmonisan alam dan keberlanjutan lingkungan.

Di sebuah Desa Ampel Gading, Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, Kota Semarang masih merawat tradisi kirab air sendang. Warisan leluhur masih lestari hingga kini demi merawat air dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Adalah Apitan, warga setempat menyakini pelaksanaan pada Hari Raya Idul Adha atau sebelum Bulan Besar dalam penanggalan Jawa. Ada empat sendang mengairi daerah tersebut, yakni Sendang Dipo, Sapi, Kelor, dan Jaro menjadi salah satu rute kirab.

Ratusan warga baik penduduk asli maupun pendatang perumahan sekitar turut serta memeriahkan tradisi kirab air sendang, Sabtu 24 Mei 2025. Mereka terbagi dalam empat kelompok dan menuju sendang dengan penentuan rute terlebih dahulu. Masing-masing membawa perangkat ritual. Sebut saja, payung, tombak, tumpeng, sapu lidi, kendi tempat air. Sebelum mengambil air dan masuk ke kendi, warga memanjatkan doa.

Lantas, setiap kelompok bertemu lagi menuju ke makam cikal bakal kampung yaitu Kiai dan Nyai Kabluk. Warga memanjatkan doa dan menuangkan air dari empat sendang menjadi satu wadah. Penyatuan air empat sendang lalu siram di atas makam Kiai dan Nyai Kabluk. Warga kembali memanjatkan doa.

Pentingnya Air Bagi Kehidupan Warga

Warga wajib merawat sendang karena telah memberikan pengairan melimpah. Merawat sendang menjadi bagian menjaga lingkungan secara keseluruhan.

“Kegiatan ini adalah bagian untuk terus merawat budaya yang ada. Selain itu, acara kirab air sendang dapat mengingatkan pentingnya air dalam kehidupan,” kata Pengarah acara, M Zuyyina Laili.

Warga Desa Ampel Gading, Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, Kota Semarang memanjatkan doa sebelum mengambil air sendang. Hendrati Hapsari/ PanenTalks

Warga Ampel Gading menggelar tradisi apitan ini, sejak Kamis (22/5) dengan nyekar ke makam Kiai dan Nyai Kabluk. Selanjutnya, mereka menggelar bakti sosial, dan mendatangkan hiburan grup qasidah ezzura. Pungkasan acara adalah pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Adji Sabdo Prijono.

“Kegiatan ini semakin menjaga keharmonisan masyararakat dan memperkuat kebersamaan,” kata Kasi Pemerintahan Kecamatan Gunungpati Nuniek Akhiriani.

Dia mengharapkan, merawat tradisi sudah ada sejak dulu dan terus berlanjut hingga masa kini. Kesadaran dan antusias warga membuat ritual tersebut terus lestari. (*)

Read more

Local News