PanenTalks, Semarang – Merti Dusun Sendang Gambir di Dusun Tetep Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo Kabupaten Salatiga menjadi cermin jati diri sebuah bangsa. Tradisi turun menurun ini berfungsi mengawal mata air sumber kehidupan.
Ratusan warga berkumpul di sekitar Sendang Gambir, sumber mata air memiliki nilai sejarah dan budaya. Merti dusun menjadi momen penting mengungkapkan rasa syukur atas anugerah alam, mempererat tali silaturahmi, serta mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan mengatakan, kegiatan ini sebagai bentuk nyata dari kecintaan warga, terhadap budaya dan lingkungan. “Apresiasi kepada Paguyuban Padang Gambir dan seluruh warga Dusun Tetep, yang setia merawat warisan leluhur, di tengah derasnya arus modernisasi,” kata dia mengutip laman jatengprov.go.id, belum lama ini.
Merti Dusun, kata dia, mencerminkan kearifan lokal masyarakat Jawa kaya makna. Mulai dari semangat gotong royong, penghormatan terhadap alam hingga toleransi antarumat beragama. Hal ini berwujud lewat doa bersama lintas keyakinan.
Ketua Paguyuban Padang Gambir, Mahmud menuturkan, merti dusun bukan sekadar nostalgia, tetapi juga momentum memperkuat solidaritas warga. Selain itu, mendukung program pemerintah, termasuk pengembangan UMKM lokal.
“Kami ingin tempat ini bukan hanya dikenang, tapi juga terus hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” kata dia.
Rangkaian acara semakin semarak dengan penampilan tarian tradisional Jawa, penyerahan santunan kepada anak-anak yatim hasil kolaborasi dengan Baznas. Selain itu, penanaman pohon oleh wali kota bersama para sesepuh dusun, sebagai tanda komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
“Merti Dusun Sendang Gambir menjadi pengingat, akar kita adalah kekuatan kita. Dan selama tradisi dirawat dengan cinta, ia akan terus menjadi jembatan menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan,” kata dia. (*)