PanenTalks, Kulon Progo – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kulon Progo menggelar peringatan Milad ke-50 pada Kamis, 7 Agustus 2025 di Aula PLHUT Kementerian Agama Kulon Progo. Acara ini mengusung tema “Dialog Peran dan Sinergi MUI dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo”.
Dewan Pembina MUI Kulon Progo, Syaifuddin menyampaikan bahwa MUI berdiri pada 26 Juli 1975 atau 17 Rajab 1395 H. MUI lahir di tengah semangat kebangkitan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Di saat para ulama menyadari pentingnya menjaga arah umat menuju masyarakat yang adil dan bermartabat.
“Ulama adalah pewaris tugas para nabi, terpanggil untuk menjaga keseimbangan antara nilai-nilai agama dan kehidupan kebangsaan. MUI hadir bukan hanya sebagai lembaga fatwa, tetapi juga sebagai kekuatan moral bangsa,” ujar Syaifuddin.
Milad ke-50 ini menjadi momen reflektif untuk memperkuat eksistensi dan peran MUI di tengah perubahan zaman. “Syaifuddin juga menyampaikan ucapan Dirgahayu ke 80 Republik Indonesia. Dengan harapan Indonesia terus melangkah menuju 2045 sebagai negara yang berdaulat, adil, sejahtera, dan maju,” ucap dia lagi
Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan menekankan bahwa keberadaan MUI sangat mulia dan perlu untuk membimbing umat. Di Kulon Progo, MUI diisi oleh tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan LDII. Ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kesatuan visi.
“MUI menjadi wadah yang menjaga keberagaman dengan cara memitigasi perbedaan dan memperkuat kesepahaman antar umat,” ujar Agung.
Lebih lanjut Agung mengatakan selain memberikan fatwa, MUI juga berperan besar dalam advokasi isu keagamaan dan pengembangan pola pendidikan keagamaan yang moderat dan inklusif.
“MUI harapannya terus menjadi jembatan antara umat dan pemerintah, serta menjaga kerukunan yang telah terjalin selama ini,” kata Agung.
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kulon Progo, Wahib Jamil menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bupati yang semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat dan pemerintah.
“Kita tegaskan Kulon Progo Damai, Keterpaduan Pemerintah dan Masyarakat, yang kami singkat Kuda Terpikat,” ujar Wahib.
Empat Sinergi Utama
Selain itu, Wahib juga menyampaikan pula empat hal utama sinergi; memperkuat kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat, optimalisasi peran elemen masyarakat dalam edukasi keagamaan, pelestarian nilai dan praktik baik umat Islam seperti gotong royong dan toleransi, serta penyelesaian problematika sosial secara bersama.
Dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 95,53%, MUI menilai peran keagamaan menjadi strategis dalam pembinaan umat.
“Filosofi ngabdi, ngerengkuh, ngerumah, dan ngerembuk menjadi arah gerak bersama antara MUI, pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat”, tutur Wahib.
Ia juga menegaskan komitmennya dalam mendukung wilayah bebas korupsi dan pelayanan publik yang profesional, termasuk penegasan integritas aparatur keagamaan.
Acara Milad MUI Kulon Progo ke-50 kemudian dilanjutkan dengan sesi dialog bersama yang mengangkat tema “Peran dan Sinergi MUI dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo”. Ketua MUI, H.M. Jumarin menjadi moderator dalam acara yang menghadirkan suasana diskusi yang hangat, terbuka, serta mencerminkan semangat kolaborasi. (*)