Rabu, Juni 18, 2025

MPASI Sehat dari Makanan Rumah

Share

PanenTalks, Magelang – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah melaksanakan program Satu OPD Satu Desa Sampingan guna menekan angka stunting.

Kegiatan ini menyasar para ibu di Desa Ngargosoko Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang dengan materi cara pembuatan MPASI dari makanan rumah sehat dan tinggi protein.

Pengurus DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jawa Tengah, Rinaningsih mengatakan, saat ini masih banyak mitos makanan untuk anak berkembang di masyarakat. Seperti anak tidak boleh mengonsumsi telur karena menyebabkan bisulan. Padahal telur menjadi salah satu sumber protein yang tinggi, untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Dalam memberikan makanan pendamping ASI (MPASI), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, responsif dan kebersihan,” kata dia mengutip laman jatengprov.go.id.

Rina menekankan, pemberian makanan pendamping ASI untuk anak menyesuaikan usia. Mulai dari 6-9 bulan, anak-anak dapat mengonsumsi makanan lumat atau bubur kental. Menginjak usia 9-12 bulan makanan cincang atau cacah. Sedangkan, usia12-24 bulan bisa mengonsumsi makanan keluarga. Selain itu, MP-ASI dapat berasal dari berbagai jenis makanan lokal dengan memenuhi empat bintang.

Bintang pertama, makanan pokok atau karbohidrat. Kedua, protein hewani. Bintang ketiga, sayur dan buah-buahan sebagai sumber vitamin, dan bintang keempat, kacang-kacangan.

“Jangan lupa cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan sebelum memberi makan anak. Berikan makanan dalam mangkuk atau piring bersih,” kata dia.

Anggota Tim Kerja Penanganan Stunting dan Kesehatan Tim Desa Dampingan Diskominfo Jateng, Rieka Hapsari Koesmastuti mengharapkan, kegiatan ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, mengenai pentingnya pemberian MP-ASI yang sesuai untuk anak guna mencegah stunting.

“Masyarakat jadi lebih memahami terkait pentingnya mencegah stunting, dengan memberikan asupan gizi yang cukup melalui olahan makanan sehari–hari, terutama pada 1.000 hari pertama,” kata dia. (*)

Read more

Local News