PanenTalks, Yogyakarta -. Ketua Umum MUI DIY, Prof. Dr. KH. Machasin, menegaskan bahwa ibadah kurban bukan hanya wujud ketakwaan kepada Allah SWT, tetapi juga manifestasi kesalehan sosial umat Islam.
Menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H/2025 M, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyerukan kepada seluruh umat muslim untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa Arafah dan penyembelihan hewan kurban.
“Mari umat Islam Indonesia menyambut hari besar Iduladha dengan memperkuat rasa syukur kepada Allah SWT, dengan memperbanyak ibadah termasuk puasa Arafah dan menyembelih kurban,” ajak Machasin pada Senin (2/6).
Machasin melanjutkan, MUI DIY secara khusus mengajak umat muslim yang memiliki kelapangan rezeki untuk tidak melewatkan ibadah kurban yang dilaksanakan pada tanggal 10-13 Dzulhijjah.
“Ibadah kurban yang kita laksanakan merupakan perwujudan ketaqwaan kepada Allah dan kesalehan sosial umat Islam. Siapa pun yang diberi kelapangan rezeki, hendaknya tidak melewatkan ibadah kurban,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemerataan distribusi daging kurban. Machasin berharap panitia kurban di daerah yang sudah tercukupi, atau bahkan berlebih dalam penyembelihan, dapat menyalurkan daging kurban ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan.
“Panitia kurban yang sekiranya di daerahnya sudah mencukupi bahkan lebih dalam penyembelihan binatang kurban, hendaknya bisa membagikan binatang kurban atau daging kurban ke daerah yang lebih membutuhkan,” ujarnya.
Di samping ibadah kurban, Machasin turut menyoroti pelaksanaan takbir keliling. Ia berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara tertib dan tidak mengganggu lalu lintas. Apabila takbiran diiringi alat kesenian seperti drum band, Machasin mengingatkan agar tetap menjaga nilai-nilai akhlakul karimah dalam musik maupun penampilan peserta.
“Intinya takbir keliling itu dimaksudkan untuk mengagungkan asma Allah dan sebagai syiar agama Islam,” pungkas Machasin, menjelaskan esensi dari takbir keliling
Umat Islam sebaiknya mengumandangkan takbir pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, sebagai ungkapan pengagungan asma Allah. Dalam pelaksanaan takbir tersebut setiap orang harus selalu menjaga lingkungan dan khusus acara takbiran keliling agar dilaksanakan dengan tertib. (*)
Editor: Rahmat