Senin, September 1, 2025

Napak Tilas Spies, Pameran ‘ROOTS’ di ARMA Ubud Diperpanjang

Share

PanenTalks, Ubud – Sebuah perjalanan artistik yang menawan dan penuh makna, pameran seni “ROOTS: Seratus Tahun Walter Spies di Bali” di Museum ARMA Ubud, memperpanjang masa tayangnya hingga 14 Juli 2025.

Keputusan ini diambil untuk mengakomodasi tingginya animo publik yang tak henti-hentinya ingin menyelami dialog lintas generasi dan perspektif tentang Bali, yang tersaji secara apik dalam pameran ini.

Pameran ROOTS, buah kolaborasi visioner dari KBH.G Basel dan Michael Schindhelm, membawa pengunjung pada pengalaman unik. Inti pameran ini adalah film dokumenter fiksi yang menelusuri jejak seniman Eropa legendaris, Walter Spies, di Pulau Dewata. Namun, kekuatan sesungguhnya terletak pada perpaduan karya Spies dengan sentuhan kontemporer dari dua seniman Bali masa kini: Made Bayak dan Gus Dark.

Bayak dan Gus Dark tidak hanya menyumbangkan karya visual yang memukau, tetapi juga terlibat aktif dalam produksi film, menyuntikkan perspektif kritis mereka terhadap berbagai isu fundamental Bali.

Dari dampak pariwisata yang tak terkendali, isu lingkungan yang mendesak, dinamika sosial budaya, hingga bayang-bayang kelam sejarah kemanusiaan tahun 1965 – semua menjadi kanvas ekspresi mereka.

Pengunjung akan merasakan bagaimana seni mampu menjadi cermin refleksi yang mendalam. Sejak dibuka, pameran ini telah memukau ribuan penikmat seni, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraannya.

“Banyak pengunjung yang datang lebih dari satu kali, terutama warga Bali yang merasa sangat terhubung dengan pesan yang disampaikan,” ujar Yudha Bantono, Project Manager Pameran ROOTS. “Pameran ini berhasil menyentuh sisi emosional mereka, karena ROOTS menyuarakan sesuatu yang sangat dekat dan penting bagi identitas Bali.”

Yudha menambahkan, “ROOTS bukan sekadar ruang untuk mengapresiasi keindahan visual. Ini adalah wadah untuk membangun kesadaran kolektif, merefleksikan sejarah, dan memahami realitas hari ini demi menjaga keluhuran dan keberlanjutan Bali di masa depan.”

Pengakuan Internasional dan Pesan Abadi

Keberanian pameran ini dalam mengangkat isu-isu sensitif bahkan mendapat pengakuan internasional. “Ada pengunjung asal Slovakia yang sangat terkejut dan kagum,” cerita Yudha.

“Ia menyebut ROOTS sebagai salah satu pameran paling berani dan menggugah yang pernah ia saksikan, karena mengangkat memori kolektif yang esensial dan mengajak kita semua bertanggung jawab atas masa depan Bali.”

Agung Yudi, Direktur Museum ARMA, menegaskan bahwa tingginya antusiasme pengunjung dan respons positif publik menjadi alasan utama perpanjangan pameran.

“Pameran ini sungguh menarik karena menyajikan kompleksitas persoalan Pulau Dewata dengan perspektif kritis terhadap berbagai isu penting sebagai destinasi pariwisata dunia,” jelasnya.

Agung Rai, Founder ARMA dan Chairman Walter Spies Society Bali, juga menekankan pentingnya pesan ROOTS.

“Pameran ini bukan hanya tentang Walter Spies sebagai tokoh sejarah seni dan pariwisata, tetapi lebih dari itu, ia adalah pengingat krusial akan perlunya menjaga Bali dari gelombang besar investasi pariwisata yang tak jarang membawa dampak negatif terhadap budaya, sosial, dan lingkungan,” pungkas Agung Rai.

Jangan lewatkan kesempatan terakhir untuk menjadi bagian dari pengalaman seni yang transformatif ini. Kunjungi Pameran “ROOTS: Seratus Tahun Walter Spies di Bali” di Museum ARMA Ubud sebelum 14 Juli 2025. (*)

Read more

Local News