Senin, Agustus 18, 2025

Nelayan Sadeng Gunungkidul Desak Pembangunan SPBN

Share

PanenTalks, Gunungkidul – Pantai Sadeng di Girisubo ternyata menyimpan kisah heroik para penantang ombak. Dikenal sebagai salah satu destinasi wisata andalan, Sadeng juga merupakan “surganya para nelayan” yang telah eksis sejak tahun 1983. Keberadaannya kini bukan sekadar perkampungan biasa, melainkan pelabuhan ikan terbesar di DIY, sebuah metamorfosis luar biasa dari bekas muara Bengawan Solo Purba!

Transformasi Pantai Sadeng sungguh menakjubkan. Jejak sejarah geologis sebagai muara sungai purba kini berganti menjadi denyut nadi perekonomian bahari yang vital. Ratusan nelayan menggantungkan hidupnya di sini, melaut demi mencari rezeki dan memenuhi pasokan ikan untuk masyarakat luas. Pelabuhan ini menjadi bukti nyata semangat juang dan adaptasi manusia terhadap alam.

Namun, di balik geliat aktivitas nelayan, terselip sebuah harapan besar yang masih menanti realisasi: Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN). Kehadiran SPBN sangat krusial untuk mendongkrak produktivitas tangkapan ikan mereka.

Bayangkan, dengan ketersediaan bahan bakar yang memadai dan mudah diakses, nelayan bisa lebih leluasa menjelajahi lautan, meraih hasil tangkapan yang lebih optimal.

Ketua Kelompok Nelayan Pantai Sadeng, Sarpan, dengan gamblang mengungkapkan betapa vitalnya kebutuhan ini. “Kebutuhan bahan bakar sendiri cukup tinggi,” ujarnya pada Kamis, 10 Juli. Sebuah kapal besar saja, lanjut Sarpan, bisa menenggak 2.500 liter sekali berangkat. Sementara itu, untuk sekoci atau jukung, kebutuhan bahan bakarnya tak kalah fantastis, mencapai sekitar 350 liter untuk sekali perjalanan.

Data ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari potensi besar yang bisa digali jika infrastruktur pendukung, seperti SPBN, dapat segera terwujud. Masa depan bahari Pantai Sadeng tak hanya bergantung pada kekayaan lautnya, tetapi juga pada dukungan dan perhatian terhadap para pahlawan di balik jaring dan pancing mereka.

Sebelumnya, SPBN pernah didirikan di lokasi tersebut, namun karena belum digunakan secara maksimal akhirnya ditutup. “Pada tahun 2000-an sempat ada, namun karena belum mampu memproduksi ikan secara maksimal, jadi tidak terpakai,” ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan pembangunan SPBN di Pantai Sadeng.

“Untuk pembangunan SPBN sebenarnya ada peluang dalam kegiatan kampung nelayan merah putih. Sudah kami usulkan juga tapi wujudnya ternyata baru sebatas penyiapan lahan,” ujarnya. (*)

Editor: Rahmat

Read more

Local News