PanenTalks, Denpasar – PT Angkasa Pura Indonesia tengah gencar melakukan pemeliharaan krusial pada landas pacu (runway) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Proyek overlay atau pelapisan ulang sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter ini bukan sekadar rutinitas, melainkan investasi strategis untuk memastikan langit Bali tetap menjadi gerbang yang kokoh dan aman bagi jutaan penumpang.
Overlay adalah jantung dari program pemeliharaan infrastruktur vital bandara, sebuah upaya tak henti untuk menjaga kekuatan struktural runway. Pasalnya, setiap lepas landas dan pendaratan pesawat membutuhkan permukaan yang tidak hanya rata dan kokoh, tetapi juga mampu menahan tekanan luar biasa sesuai standar keselamatan penerbangan internasional.
Setelah dua tahun terakhir fokus pada revitalisasi sisi darat, termasuk terminal, akses jalan, dan pembangunan JPO, kini perhatian manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai beralih ke area yang tak kalah vital: sisi udara, khususnya runway.
“Runway adalah salah satu alat produksi utama yang menopang operasional bandara. Sebagai pengelola, kami memikul tanggung jawab besar untuk menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai,” tegas Ahmad Syaugi Shahab, General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai.
“Untuk itu, kami harus memastikan fasilitas ini senantiasa dalam kondisi prima dan laik pakai, baik dari segi kekuatan maupun keandalan strukturnya.”
Pekerjaan overlay yang direncanakan memakan waktu 10 bulan ini bukanlah tanpa alasan. “Kami telah melakukan evaluasi komprehensif terhadap kondisi perkerasan runway sebelumnya,” tambah Syaugi. “Dari hasil evaluasi tersebut, metode lapis ulang ini menjadi pilihan terbaik.”
Data tahun 2024 menunjukkan Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia, dengan rata-rata 388 pergerakan pesawat per hari atau total 142 ribu pergerakan. Lebih dari itu, bandara ini melayani penerbangan-penerbangan dengan pesawat berbadan besar seperti Boeing 777-300 ER (B773ER) dan Airbus 380-800 (A388).
“Dengan trafik penerbangan yang terus menanjak setiap tahun, ditambah pilihan pesawat berbadan besar yang digunakan maskapai, terutama untuk rute jarak jauh, kami merancang perkerasan runway ini agar memiliki ketahanan optimal terhadap suhu tinggi dan beban perlintasan yang berat,” jelas Syaugi.
“Langkah ini krusial mengingat banyaknya penerbangan internasional dari dan ke Bali yang menggunakan pesawat raksasa. Seperti kita ketahui, saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai adalah satu-satunya di Indonesia yang melayani penerbangan rutin pesawat terbesar di dunia, A388.”
Demi memastikan operasional penerbangan tetap berjalan aman dan lancar selama proyek berlangsung, Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai telah berkoordinasi erat dengan Airnav Indonesia cabang Denpasar dan seluruh maskapai operator.
“Kami juga telah menerbitkan Notice to Airman (NOTAMN),” pungkas Syaugi. Selama pekerjaan overlay, runway akan ditutup sementara dari pukul 02.00 WITA hingga 07.00 WITA.
Dengan pemberitahuan ini, pihaknya meminta maskapai operator untuk menyesuaikan jadwal penerbangannya. Keselamatan penerbangan adalah hal mutlak yang wajib dipenuhi dan didukung oleh semua pihak terkait di bandara. (*)