PanenTalks, Denpasar – .Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali tetap stabil dan menunjukkan pertumbuhan positif per Juli 2025
Kepala Otoritas Jasa Keuangan OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan, kinerja ini didukung fungsi intermediasi yang berjalan baik, serta likuiditas dan permodalan perbankan yang memadai.Intermediasi Kuat
“Kredit Investasi Tumbuh Signifikan Kinerja intermediasi perbankan di Bali menunjukkan geliat positif,” tandasnya dalam keterangan tertulis 7 September 2025.
Penyaluran kredit mencapai Rp116,26 triliun, tumbuh 6,50 persen yoy, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp202,85 triliun, tumbuh 9,42 persen yoy.
Pendorong utama pertumbuhan kredit adalah kredit investasi yang melesat 13,61 persen yoy, atau bertambah Rp4,51 triliun. OJK menilai lonjakan ini sebagai cerminan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap prospek perekonomian Bali.
Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh kuat 13,14 persen yoy.
“Penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 51,19 persen dari total kredit, dengan pertumbuhan sebesar 3,17 persen yoy, melampaui rata-rata nasional,” imbuhnya.
Rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) tercatat 57,31 persen, menunjukkan bahwa fungsi intermediasi perbankan berjalan secara berimbang.
Kualitas Aset Membaik dan Risiko TerkendaliMeskipun penyaluran kredit meningkat, kualitas aset perbankan tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross tercatat menurun menjadi 3,06 persen, lebih rendah dibandingkan posisi Juli 2024 sebesar 3,32 persen. NPL net juga menurun ke 2,15 persen.
Selain itu, rasio risiko kredit (Loan at Risk/LaR) turun signifikan menjadi 10,43 persen dari 14,51 persen yoy, didorong oleh penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit.
Ketahanan permodalan BPR juga kuat, tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang terjaga di 31,87 persen.Sektor Pasar Modal dan Pembiayaan Tumbuh Ekspansif.
Di luar perbankan, sektor keuangan lain juga mencatatkan kinerja impresif:
- Pasar Modal: Jumlah investor saham di Bali mencapai 163.889 SID, tumbuh 25,87 persen yoy. Nilai transaksi saham melonjak 65,27 persen yoy menjadi Rp3,54 triliun.
- Perusahaan Pembiayaan: Piutang pembiayaan mencapai Rp11,89 triliun, tumbuh 8,55 persen yoy. Tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) relatif rendah di angka 1,37 persen.
- Modal Ventura: Penyaluran pembiayaan tumbuh 9,52 persen yoy, dengan NPF yang terkendali di 1,25 persen.
Peningkatan Literasi dan Perlindungan KonsumenOJK terus memperkuat literasi dan inklusi keuangan.
Hingga Agustus 2025, OJK Bali dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) telah melaksanakan total 1.404 kegiatan edukasi, menjangkau lebih dari 610.870 peserta.
Dalam aspek perlindungan konsumen, OJK Bali telah menerima 425 pengaduan hingga Agustus 2025, yang sebagian besar terkait perilaku petugas penagihan (130 pengaduan) dan fraud eksternal (57 pengaduan). Sebanyak 404 pengaduan telah terselesaikan.
OJK menegaskan akan terus berkoordinasi dengan industri dan pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mengingatkan masyarakat untuk selalu mewaspadai penawaran investasi ilegal dengan prinsip “Legal dan Logis.” (*)

