Senin, September 1, 2025

Olah Talas Togog Jadi Tepung, Solusi Diversifikasi Pangan

Share

PanenTalks, Gianyar – Di tengah tantangan ketahanan pangan global akibat krisis iklim dan pertumbuhan populasi, talas togog (Colocasia esculenta) muncul sebagai solusi inovatif untuk diversifikasi pangan di Indonesia.

Selama ini lebih dikenal sebagai pakan ternak, potensi talas togog sebagai bahan pangan bergizi kini mulai dilirik, terutama dengan pengolahannya menjadi tepung.

Menurut Dr. I Nengah Muliarta, akademisi Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi (FPST), Universitas Warmadewa (Unwar), talas togog kaya akan karbohidrat, serat, dan vitamin penting. Talas ini juga memiliki keunggulan karena dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dan tahan terhadap cuaca ekstrem.

“Dengan memperkenalkan talas togog sebagai bahan pangan, masyarakat bisa mengurangi ketergantungan pada sumber pangan konvensional yang lebih rentan terhadap fluktuasi cuaca,” ujar Muliarta saat memberikan pelatihan kepada PKK Desa Batuan di Gianyar.

Pelatihan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Dikti.

Muliarta menekankan bahwa tingginya konsumsi beras di Indonesia, yang mencapai 90,6 kg per orang per tahun, berbanding terbalik dengan rendahnya konsumsi umbi-umbian (3,26 kg per kapita per tahun). Hal ini menunjukkan adanya peluang besar untuk mengoptimalkan pemanfaatan talas sebagai pangan diversifikasi.

“Permasalahannya sekarang adalah bagaimana caranya agar mudah dikonsumsi dan daya simpannya panjang. Salah satu solusinya adalah dengan mengubahnya menjadi tepung,” tegasnya.

Tepung talas togog bisa menjadi alternatif pengganti tepung terigu dan sangat bermanfaat bagi penderita alergi gluten. Tepung ini juga bisa digunakan untuk membuat berbagai makanan seperti kue, roti, dan mi.

Selain itu, talas togog memiliki manfaat kesehatan seperti kandungan antioksidan yang baik untuk jantung dan diabetes, serta serat yang melancarkan pencernaan.

“Beberapa penelitian bahkan menyatakan indeks glikemik talas tergolong sedang hingga rendah, sehingga baik untuk pengelolaan gula darah,” tambah Muliarta.

Senada dengan Muliarta, Ketua PKK Desa Batuan, Kadek Dewi Sunastrini, berharap pelatihan ini dapat menjadi awal pengembangan produk baru untuk UMKM di desanya.

“Ini bisa menjadi bagian dari pengembangan usaha bidang kuliner,” kata Sunastrini. Ia juga mengungkapkan kegembiraannya atas bantuan bibit talas togog yang diberikan, yang diharapkan dapat dibudidayakan secara berkelanjutan.(*)

Read more

Local News