PanenTalks, Denpasar – Optimisme konsumen di Bali pada Agustus 2025 tetap berada pada level kuat, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
‘Hal ini sejalan dengan normalisasi kunjungan wisatawan pasca-libur panjang,” tandas Kepala Perwakilan Bank Indonesia BI Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulis Rabu 17 September 2025.
Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di angka 129,5, menunjukkan masyarakat Bali masih sangat optimistis terhadap kondisi ekonomi.
Keyakinan Konsumen Didorong Berbagai Kelompok Usia dan Pekerja. Hasil survei menunjukkan, keyakinan konsumen yang kuat ini didukung oleh berbagai kelompok usia, terutama usia 41-50 tahun (134,0), diikuti usia 51-60 tahun (132,7), dan usia 20-30 tahun (130,6).
Selain itu, optimisme juga tercermin dari para pekerja, baik di sektor formal (135,3) maupun informal (123,5).
Hal ini menunjukkan, kepercayaan terhadap prospek ekonomi tidak hanya terpusat pada satu segmen, melainkan meluas ke berbagai lapisan masyarakat.
Pengendalian Inflasi dan Stimulus Kebijakan Jadi KunciMeskipun terjadi sedikit perlambatan pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) justru naik, dari 121,2 menjadi 122,3.
‘Ini menunjukkan masyarakat merasa kondisi ekonomi saat ini lebih baik dibandingkan enam bulan lalu,” ungkap Erwin Soeriadimadja.
Optimisme ini tidak lepas dari upaya kolaborasi antara BI Provinsi Bali dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Sinergi yang kuat ini berhasil menjaga stabilitas harga, bahkan di tengah tantangan seperti bencana banjir.
Berbagai langkah seperti operasi pasar murah dan pengawasan harga komoditas pangan utama secara konsisten dilakukan untuk memastikan pasokan tetap terjaga.Selain itu, kebijakan akomodatif pemerintah juga turut mendorong optimisme.
Penurunan BI-Rate sebesar 25 basis poin pada Agustus 2025 menjadi 5,00% diharapkan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Kolaborasi antara BI, pemerintah, dan pelaku usaha dalam mendorong stabilitas harga (pro-stability) dan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan dan optimisme masyarakat Bali.Prospek Masa Depan.
Dengan terjaganya tingkat inflasi dan kebijakan yang mendukung, diharapkan konsumsi rumah tangga akan meningkat, menarik minat investor, dan memperkuat aktivitas perekonomian di Bali.
Langkah percepatan digitalisasi yang terus didorong oleh BI bersama pemerintah daerah juga diprediksi akan menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan di tengah tantangan domestik dan global.(*)