Selasa, Juni 24, 2025

Pakar UGM Desak Hentikan Aktivitas Tambang di Pulau Kecil

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Ph.D mendesak pemerintah menghentikan aktivitas penambangan di pulau-pulau kecil berpotensi merusak biodiversitas atau keanekaragaman hayati.

“Pulau kecil memiliki ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan. Ekosistemnya sangat unik. Begitu dia dieksploitasi maka dampaknya langsung terasa.” terangnya, Senin (23/6).

Bagi Budi, kegiatan tambang tidak hanya merusak ekosistem di daratan namun juga ekosistem di lautan. Sebab, dampak sedimentasi dapat memperkeruh perairan sehingga menurunkan penetrasi cahaya matahari ke laut. Hal ini berakibat mematikan bagi ekosistem laut seperti lamun, ganggang, mikroalga dan terumbu karang. 

Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam proses tambang juga menimbulkan polusi air.

“Pada akhirnya, polusi air ini akan kembali kepada manusia melalui rantai makanan laut akibat biota yang terpaksa hidup pada perairan berpolusi,” imbuhnya.

Bagi makhluk hidup tertentu seperti penyu, ia akan cenderung menjauhi cahaya kuat sehingga tidak akan mendarat untuk bertelur. Begitu pula dengan hiu paus akan terganggu pola istirahat.

“Raja Ampat adalah melting point untuk recovery biota saking alaminya. Tempat seperti ini sudah sangat langka di dunia dan sudah seharusnya semua pihak punya kesadaran untuk menjaga,” tegasnya.

Wilayah seperti Raja Ampat menjadi salah satu contoh ekosistem laut paling utuh di dunia. Kawasan ini berfungsi sebagai zona pemulihan alami bagi biota laut karena memiliki 550 jenis karang dan 1.400 spesies ikan.

Ekosistem terus terjaga sehat dan lestari bisa mendatangkan manfaat besar lewat pengembangan ekowisata dan perikanan berkelanjutan.

Menurut Budi, Raja Ampat fokus sektor pengembangan ekowisata dan perikanan berkelanjutan. Dua sektor tersebut memberikan distribusi ekonomi langsung dapat bermanfaat masyarakat lokal.

“Konsep kesejahteraan tambang kurang merata dibanding perikanan dan ekowisata apabila didorong maju pemerintah,” nilainya.

Budi menilai masyarakat dan pemerintah perlu menjaga keberadaan ekosistem dan keanekaragaman hayati bukan sekadar wacana lingkungan, melainkan soal kelangsungan hidup generasi kini dan mendatang.

Dia menilai, perlu ada kebijakan mengedepankan pendekatan berkelanjutan berpihak pada rakyat. “Apalagi kearifan lokal dan adat istiadat budaya kita secara luhur menanamkan kecintaan ekologi dengan bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)

Editor : Hendrati Hapsari

Read more

Local News