PanenTalks, Purbalingga – Panen raya jagung di Desa Candiwulan Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga menghasilkan sekitar empat ton di lahan seluas 1,3 hektar.
Kapolres Purbalingga AKBP Achmad Akbar mengatakan, keberhasilan panen ini merupakan bentuk kerja bersama dan stakeholder terkait.
Panen ini merupakan hasil dari program penanaman jagung Polres Purbalingga sejak bulan Januari 2025.
“Hal tersebut sebagai dukungan program ketahanan pangan pemerintah. Dalam pelaksanaannya menggandeng pemerintah Desa Candiwulan dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Among Tani desa setempat,” kata dia, Senin 19 Mei 2025.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, Revon Haprindiat mengapresiasi kegiatan panen raya jagung di lahan binaan Polres Purbalingga. Ia menyampaikan, ucapan terima kasih kepada Kapolres Purbalingga dan jajaran telah mendukung dinas pertanian dalam kegiatan bidang pertanian.
“Ke depan kami berharap Polres Purbalingga tetap mendukung dan mendampingi kegiatan pertanian sehingga bisa dapat mencapai ketahanan pangan di Kabupaten Purbalingga selesai instruksi presiden,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menugaskan Perum Bulog untuk menyerap maksimal 1 juta ton jagung sepanjang 2025 dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp5.500 per kilogram.
“Keputusan pertama, penugasan kepada Bulog untuk membeli jagung sebanyak maksimal 1 juta dengan harga Rp5.500 per kilogram sudah keputusan pemerintah,” kata Zulkifli mengutip Indonesia.go.id.
Zulhas menegaskan, pemerintah akan terus mendampingi petani dalam proses ini. Mulai dari pelatihan hingga penyediaan teknologi pertanian lebih baik.
Dia menegaskan, tahun 2025 akan menjadi tonggak penting bagi perjalanan Indonesia menuju kemandirian pangan. Dengan persiapan langkah-langkah strategis, Indonesia tak hanya ingin memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga memperluas pengaruhnya di pasar internasional.
“Surplus produksi ini adalah modal besar. Kita tidak hanya memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk bersaing di pasar global,” kata Zulhas. (*)