PanenTalks, Merauke – Untuk pertama kalinya, Kampung Wanam di Distrik Ilwayab, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, berhasil melakukan panen perdana di area cetak sawah.
Momen bersejarah ini menandai kebangkitan sektor pertanian di wilayah timur Indonesia.
Kepala Kampung Wanam, Petrus Kahol, mengungkapkan kegembiraannya. “Panen perdana lumbung pangan Wanam seperti peribahasa habis gelap terbitlah terang. Ini membuktikan bahwa Wanam sangat cocok untuk pertanian, terutama padi,” ujarnya dalam keterangan pers.

Panen yang dilaksanakan akhir pekan lalu di lahan seluas 4 hektare ini menghasilkan 2,5–2,8 ton gabah kering per hektare, meskipun masih menggunakan sistem tanam hambur. Diharapkan, produktivitas akan meningkat dengan penerapan sistem tanam jajar legowo, pemupukan tepat waktu, dan perawatan berbasis teknologi pertanian modern.
Gabah hasil panen ini tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga akan digunakan sebagai benih sumber karena telah beradaptasi secara alami dengan karakteristik lahan Wanam. Benih ini menjadi modal awal pengembangan sawah baru di wilayah sekitar.
Komandan Satgas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa keberhasilan panen ini merupakan bukti konkret potensi besar Papua di sektor pangan nasional. “Ini menjadi bukti nyata bahwa padi bisa tumbuh optimal di Wanam, bahkan di lahan yang sebelumnya dianggap tidak produktif,” kata Rizal.
Kesuksesan ini merupakan hasil sinergi pengolahan tanah yang tepat, pemanfaatan teknologi sesuai kondisi rawa pasang surut, serta manajemen irigasi yang cermat.
Satgas Ketahanan Pangan juga memastikan pengairan dilakukan secara terukur untuk mengatasi fluktuasi air dan mencegah keracunan unsur tanah. Varietas yang digunakan adalah Inpara 2, varietas unggulan untuk lahan rawa yang dilepas Kementerian Pertanian dengan potensi hasil hingga 6,08 ton per hektare

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto telah mengunjungi Desa Wanam pada 3 November 2024. Dalam kunjungannya, Presiden meninjau langsung proses persiapan demplot (demonstration plot) padi yang dirancang untuk mengakselerasi produktivitas pertanian di kawasan timur.
Presiden juga menyaksikan upaya para petani lokal dalam menyiapkan lahan secara serius. Dengan teknik budidaya terbaru, demplot padi ini diharapkan menjadi pusat pembelajaran dan percontohan bagi petani lainnya.
Merauke memiliki potensi luar biasa sebagai kawasan pertanian produktif. Dengan ketersediaan air melimpah dan lapisan tanah hitam subur berkedalaman 15–30 cm, wilayah ini sangat mendukung untuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional dari Timur.
Untuk menjamin keberlanjutan program, Rizal juga berharap penguatan sistem panen, pemanfaatan teknologi dan berbasis Internet of Things (IoT) untuk pemantauan real-time, serta pelatihan petani lokal agar lebih siap mengelola pertanian modern.
“Keberhasilan ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang Papua menjadi pelaku utama dalam pembangunan pertanian nasional,” ucapnya.
Pada awal tahun 2025, pemerintah mentargetkan 100.000 hektare cetak sawah baru, ditambah 300.000 hektare optimalisasi lahan secara nasional. Salah satu lokasi utama pelaksanaannya adalah Kabupaten Merauke.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memaparkan perkembangan proyek cetak sawah nasional yang terus dipercepat. Selain mendorong produksi pangan, proyek cetak sawah ini juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Ke depan, Wanam akan kita siapkan menjadi salah satu lumbung pangan terbesar, bukan hanya untuk Indonesia tetapi juga dunia. Dengan modernisasi pertanian dan tata kelola irigasi yang baik, lahan ini akan semakin produktif dan menyejahterakan masyarakat,” kata Mentan. (*)
Editor: Rahmat