Sabtu, September 27, 2025

Pangan Lokal Maluku Utara Jadi Andalan Program Bergizi Gratis

Share

PanenTalks, Jakarta-Upaya memperkuat pangan lokal Maluku Utara mendapatkan dukungan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengembangan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Program ini diharapkan bisa menekan kerentanan gizi sekaligus mendorong kemandirian pangan di daerah kepulauan.

Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Andriko Noto Susanto, menegaskan bahwa Maluku Utara memiliki potensi besar untuk mandiri pangan.

“Saat ini lebih dari 80 persen kebutuhan pangan pokok Maluku Utara masih dipasok dari luar daerah. Kondisi ini membuat harga bergejolak dan masyarakat rentan terhadap inflasi. Dengan adanya SPPG, kami ingin memastikan bahwa program MBG tidak hanya hadir di sekolah, tetapi juga memperkuat pangan lokal dengan harga terjangkau,” ujarnya saat berkunjung ke SPPG Jailolo, beberapa waktu lalu.

Andriko mencontohkan pembangunan food hub di Ternate dan Sofifi yang dilengkapi cold storage, serta inisiatif swasembada telur melalui kerja sama pemda, perguruan tinggi, dan swasta.
“Targetnya jelas, kebutuhan pangan bergizi anak sekolah harus terpenuhi dari produksi lokal. Anak-anak sehat, sekaligus petani dan nelayan mendapat pasar yang pasti,” tegasnya.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menekankan pentingnya SPPG sebagai simpul penguatan gizi masyarakat.
“Setengah dari masalah gizi kita ada pada keterbatasan akses pangan bergizi. Dengan anggaran Rp1,6 triliun yang kini diarahkan ke Maluku Utara, kami ingin memastikan setiap rupiah benar-benar mengalir ke pangan sehat yang sampai ke meja makan anak-anak,” ungkap Dadan.

Ia juga menegaskan perlunya keterlibatan daerah.
“SPPG harus menjadi pusat kolaborasi. Tidak hanya tempat menyalurkan pangan, tapi juga pusat edukasi gizi, pengolahan pangan lokal, dan distribusi agar inflasi terkendali,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menyebut program ini menjawab tantangan nyata di daerah.
“Kami ingin agar anak-anak Maluku Utara mendapatkan hak yang sama untuk mengakses makanan sehat dan bergizi. Kehadiran SPPG di Jailolo menjadi momentum penting, tidak hanya menurunkan angka stunting, tapi juga memperkuat kedaulatan pangan daerah,” ujarnya.

Sherly optimistis Maluku Utara bisa segera swasembada pangan.
“Dengan jumlah penduduk hanya 1,3 juta jiwa, Maluku Utara seharusnya bisa swasembada dalam waktu dekat. Jika pangan lokal diperkuat, kita bisa menekan inflasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” katanya.

Melalui kolaborasi lintas sektor, NFA dan BGN berharap program MBG bukan hanya menjadi solusi gizi, melainkan juga penggerak ekonomi berbasis pangan lokal di Maluku Utara.

Read more

Local News