Sabtu, September 27, 2025

Pembenihan Udang Swasta, Kunci Peningkatan Produksi Nasional

Share

PanenTalks, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat industri perikanan nasional dengan mendukung penuh pengembangan usaha pembenihan udang oleh pihak swasta.

Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi udang nasional sekaligus memperkuat daya saing di pasar global.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, TB Haeru Rahayu, menyatakan pembenihan udang berkualitas memiliki peran besar dalam meningkatkan produktivitas udang, baik dari sisi hasil panen maupun daya saing produk.

Menurutnya, investasi pada sektor pembenihan akan berdampak positif pada industri udang secara keseluruhan.

“Kehadiran Post Larva Haji Agus (PLHA) di Lampung Selatan tidak hanya memenuhi kebutuhan benih berkualitas, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal,” ujar TB Haeru Rahayu.

Dia menambahkan, peningkatan investasi, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, serta kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha akan semakin mengukuhkan posisi Indonesia di pasar udang dunia.

Tahun lalu, nilai pasar udang global mencapai $64,9 miliar dan diproyeksikan melonjak hingga $140,4 miliar pada 2034.Saat ini, Indonesia menempati posisi kelima sebagai produsen udang terbesar di dunia, setelah Tiongkok, Vietnam, Ekuador, dan India.

Pasar utama ekspor udang Indonesia meliputi Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Tiongkok.”Negara-negara pembeli kini sangat ketat dalam menilai mutu dan ketertelusuran produk.

Oleh karena itu, benih yang bermutu menjadi kunci utama untuk menghasilkan udang yang berkualitas dan kompetitif di pasar global,” lanjutnya.

Pemilik PLHA, Agus, mengungkapkan, pembangunan hatchery (tempat pembenihan) ini didorong oleh tingginya permintaan benih udang.

Menurutnya, PLHA tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan merekrut lebih dari 60% tenaga kerja dari penduduk lokal.

Selain itu, PLHA juga memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.Di Lampung, terdapat pula hatchery milik Uus di Kalianda yang sukses memproduksi hingga 90 juta ekor nauplii (benih) udang Nusa Dewa setiap bulannya.

Keberhasilan ini berkat induk udang Nusa Dewa, hasil inovasi Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Menurut Uus, benih udang Nusa Dewa sangat diminati karena daya tahannya yang tinggi dan pertumbuhannya yang cepat.

“Pembeli dari Singapura sangat puas dengan kualitas benih udang Nusa Dewa. Tingkat keaktifannya mencapai 90%, bahkan saat dibandingkan dengan benih dari Vietnam dan India, hasilnya lebih unggul karena pertumbuhannya lebih merata dan stabil,” ungkapnya.

Pentingnya Keberlanjutan dan Ketertelusuran ProdukKetua Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil, mengakui potensi besar dari usaha pembenihan udang.

Ia mencontohkan Tiongkok yang membutuhkan sekitar 3 juta ton udang per tahun namun hanya mampu memproduksi 2 juta ton, sehingga harus mengimpor 1 juta ton.Andi menekankan pentingnya penerapan cara budidaya yang baik agar usaha berkelanjutan. Hal ini mencakup penggunaan input produksi yang terdaftar dan penerapan IPAL.

“Negara-negara pembeli kini semakin selektif, sehingga aspek ketertelusuran asal usul udang menjadi sangat penting,” tegasnya.(*)

Read more

Local News