PanenTalks, Jakarta – Kementerian Dalam Negeri meminta pemerintah daerah mewaspadai potensi lonjakan inflasi di bulan Juni 2025 bersamaan dengan peringatan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir mengungkapkan, pemerintah daerah menjalankan langkah antisipatif responsif, tepat sasaran dan adaptif.
“Pentingnya pemerintah daerah rutin turun langsung ke pasar guna memantau harga dan memetakan potensi lonjakan harga komoditas,” kata dia, belum lama ini, melansir indonesia.go.id.
Langkah ini untuk mencegah kenaikan inflasi sebelum berdampak signifikan terhadap masyarakat. Kolaborasi sinergis antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci pengendalian inflasi secara merata hingga ke pelosok negeri.
Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa mengalami kenaikan secara umum. Selain intervensi harga melalui operasi pasar, Tomsi mendorong pemerintah daerah untuk menjalankan program penanaman cabai rawit dan komoditas pangan strategis lainnya. Hal ini guna memperkuat ketahanan pangan lokal dan menekan tekanan harga dalam jangka panjang.
Di tingkat nasional, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menerangkan, inflasi Indonesia masih terkendali dengan angka 1,95 persen year-on-year (YoY), sesuai dengan target pemerintah.
Namun demikian, beberapa provinsi seperti Papua Pegunungan tercatat memiliki inflasi tinggi mencapai 5,96 persen YoY. Mendagri mengingatkan agar pemerintah daerah terus memantau perkembangan harga dan mengambil langkah antisipatif.
“Target inflasi nasional berada pada kisaran 2,5 persen dengan toleransi plus-minus 1 persen. Jika ada daerah yang melebihi batas atas, harus segera dilakukan evaluasi dan langkah korektif,” kata dia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy mengatakan, inflasi terkendali merupakan syarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Inflasi yang tinggi dapat menggerus pendapatan riil, menurunkan daya beli, dan berdampak terhadap indikator pembangunan seperti kemiskinan dan daya saing,” ujarnya.
Rachmat melanjutkan, stabilitas inflasi perlu dijaga agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah dan panjang. (*)