Kamis, Oktober 2, 2025

Pemerintah dan Bulog Bakal Tingkatkan Penyaluran Beras SPHP

Share

PanenTalks, Jakarta – Pemerintah bersama Bulog berkomitmen meningkatkan realisasi salur penyaluran harian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pada periode Juli-Desember 2025 per 14 Agustus 2025 sudah tersalurkan 26,3 Ribu Ton.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta Bulog agar dapat mencapai salur harian hingga 10 ribu ton. “Kami meminta beras SPHP segera dikucurkan ke pasar-pasar,” kata Zulhas, Rabu 20 Agustus 2025, melansir InfoPublik.

Pihaknya memastikan stok beras aman dan melaporkan masih ada 3,9 juta ton stok beras. Salah satunya melalui penggelontoran bantuan pangan beras alokasi Juni dan Juli 2025 melalui Perum Bulog.

“Jadi, masyarakat, publik, tidak usah khawatir. Stok kita ada 3,9 juta ton. Jadi, pasokan beras kita aman, lebih dari cukup,” kata dia.

Dengan guyuran beras berkualitas baik sebanyak 20 kilogram (kg) kepada 18.277.083 Penerima Bantuan Pangan (PBP) se-Indonesia, diharapkan menjadi penyokong ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Total target salur mencapai 365 ribu ton.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, data terhimpun sudah 90 persen sudah tersalurkan ke masyarakat. Penerima manfaat masuk kelompok desil 1 sampai 7 sudah memiliki beras.

“Per 13 Agustus, dalam pantauan NFA, Bulog telah berhasil mendistribusikan sebanyak 333,4 ribu ton atau 91,2 persen dari target 365,5 ribu ton,” kata dia.

Adapun, kata dia, untuk realisasi per provinsi masih berada di bawah 50 persen sebagian besar mempunyai tantangan geografis. Meliputi Maluku Utara 37,85 persen; Papua Pegunungan 34,45 persen; Papua Tengah 5,85 persen; Papua Selatan 0,75 persen.

“Fungsi Cadangan Pangan Pemerintah itu untuk intervensi pemerintah, misalnya bantuan pangan, SPHP beras, Gerakan Pangan Murah,” kata dia.

Dia menekankan, operasi pasar SPHP beras sudah minta percepatan distribusi karena 1,3 juta ton Juli sampai Desember harus segera distribusi.

“Kalau di Gudang Bulog saja, itu hanya menjadi stok CPP. Penyalurannya lewat jalur tata niaga yang ada, termasuk ke pasar-pasar agar akses masyarakat lebih mudah,” jelas Arief. (*)

Read more

Local News