Rabu, Juni 18, 2025

Pemerintah Pastikan Beras, Jagung, dan Daging Aman hingga Akhir 2025

Share

PanenTalks, Jakarta-Pemerintah menegaskan bahwa ketersediaan tiga komoditas pangan utama—beras, jagung, dan daging lembu—dalam kondisi aman hingga akhir tahun 2025.

“Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi usai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Neraca Komoditas di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Untuk komoditas beras, Arief menjelaskan bahwa stok akhir tahun diperkirakan mencapai 10,23 juta ton. Produksi sepanjang Januari hingga Juni 2025 mengalami surplus sebesar 3,33 juta ton, atau meningkat 128% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Dengan cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 3 juta ton, bisa dipastikan situasi perberasan nasional dalam kondisi baik,” tegasnya.

Meski demikian, ia mengingatkan masih ada tantangan di sektor hulu. “Rendemen gabah masih rendah, hanya 50,45%, dan kadar air tinggi di angka 29,40%. Ini harus dibenahi melalui edukasi panen yang baik dan fasilitas pascapanen,” imbuhnya.

Untuk daging lembu—baik sapi maupun kerbau—ketersediaan tahun ini diproyeksikan sebesar 1,11 juta ton, dengan kebutuhan nasional sekitar 766,9 ribu ton. Stok akhir tahun diperkirakan mencapai 345 ribu ton. Pemerintah juga menurunkan kuota impor daging beku sebanyak 100 ribu ton dan menggantinya dengan pengadaan 184 ribu ekor sapi bakalan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Menko Pangan, Zulkifli Hasan, turut menekankan pentingnya peran peternak lokal. “Beli sapi, penggemukannya di sini. Ratusan ribu petani terlibat. Mereka kasih makan, ada jagungnya, ada rumputnya, ini menciptakan nilai tambah,” katanya.

Sementara itu, untuk komoditas jagung, ketersediaan nasional diproyeksikan mencapai 20,48 juta ton hingga akhir 2025. Kebutuhan berada di kisaran 14,85 juta ton, sehingga stok akhir diperkirakan sebesar 5,63 juta ton.

“Kami terus menyerap jagung petani dan menjaga harga sesuai harga acuan Rp5.500 per kilogram,” ujar Arief.

Terkait impor jagung industri—untuk keperluan makanan, minuman, dan bahan tambahan seperti gluten dan sweetener—pemerintah mencatat realisasi baru mencapai 350 ribu ton dari total persetujuan impor (PI) sebanyak 900 ribu ton.

Read more

Local News