PanenTalks, Morotai – Pemerintah mempercepat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk membangun generasi sehat, aktif, dan produktif. Kabupaten Morotai, Maluku Utara, menjadi salah satu fokus percepatan mengingat tantangan logistik yang tinggi namun kaya sumber pangan lokal.
“Morotai adalah daerah surplus ikan, sumber protein berkualitas tinggi, yang bisa menjadi andalan gizi anak-anak sekolah,” kata Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto, dalam keterangan resminya, (10/8/2025).
Ia menegaskan pemanfaatan sayur dan buah lokal tidak hanya memenuhi amanat Perpres 81 Tahun 2024, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah serta menggerakkan ekonomi setempat. “KopDes Merah Putih dapat menjadi pemasok beras SPHP, minyak, gula, dan bahan pangan strategis lainnya. Keberadaannya penting untuk memperkuat kemandirian pangan,” jelasnya.
Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan, Nani Hendiarti, menekankan pentingnya sinergi. “Program ini sebaiknya tidak mengambil bahan pokok MBG dari luar daerah apabila tersedia di Morotai. Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong petani, nelayan, peternak, dan mitra lokal,” ujarnya.
Menurut Nani, wilayah 3T memiliki tantangan berbeda. “Kami datang untuk mendapatkan data lapangan sebanyak mungkin agar solusi tepat sasaran. Program ini tidak hanya memberikan gizi kepada anak-anak, tetapi juga menciptakan perputaran ekonomi dan lapangan kerja,” jelasnya.
Dari sisi gizi, Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional, Sitti Aida Adha Taridala, menegaskan menu MBG harus memenuhi standar karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. “Dapur MBG di Morotai perlu memanfaatkan ikan segar, sayur, buah, dan bahan pokok lokal yang memenuhi kriteria keamanan pangan,” tegasnya.
Ia menambahkan, penguatan tata kelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan melalui pelatihan pengelola, standarisasi peralatan dapur, dan pengawasan rantai pasok. “Dengan pengelolaan yang baik, kita membangun generasi sehat, cerdas, dan siap berkompetisi,” ujarnya.
Bupati Pulau Morotai, Rusli Sibua, menyatakan dukungan penuh. “Kami sudah siapkan delapan lokasi dapur MBG di enam kecamatan. Bangunan Bumdes yang tidak terpakai akan difungsikan sebagai dapur hybrid. Prinsipnya, kami ingin program ini segera berjalan,” ungkapnya.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan percepatan MBG di 3T adalah strategi pemerataan gizi nasional. “Anak-anak di daerah terluar berhak mendapatkan kualitas gizi yang sama. Sinergi lintas sektor memastikan program ini tepat sasaran sekaligus memperkuat sistem pangan lokal,” pungkasnya