PanenTalks, Jakarta-Perkebunan kopi kembali mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dalam kunjungan ke Festival Kopi Jember, Kamis malam beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan aspirasi petani sebagai dasar penyusunan kebijakan.
“Pokoknya semua aspirasi terkait rakyat banyak yang selama ini menggantungkan harapannya, urusannya, aku pengen tampung dan kita bereskan bersama,” tegas Wamentan Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, di hadapan ratusan petani kopi, tebu, dan pelaku usaha tani lainnya dalam forum dialog terbuka.
Dalam dialog tersebut, Zainal Arifin, petani kopi asal Jember, mengungkapkan harapan besar petani untuk dapat menembus pasar ekspor secara mandiri.
“Keinginan petani yang ada di Jember inginnya ekspor, Pak. Ekspor sendiri, tidak melalui terminal-terminal yang lain. Mumpung ada Bapak Wakil Menteri di sini dan Bapak Bupati,” katanya dengan penuh harap.
Zainal juga menyoroti perlunya perlindungan hukum terhadap lahan perkebunan agar tidak berubah fungsi menjadi kawasan perumahan. Menanggapi hal tersebut, Mas Dar langsung menyatakan siap bertindak cepat.
“Bersalah dan dosa besar kalau saya sudah sampai di sini kemudian ada petani yang enggak bisa ekspor. Pak Bupati, pokoknya kudu iso ekspor. Nah tinggal ditunjuk siapa PIC-nya. Jadi nanti kita follow up,” tegasnya.
Tak hanya soal ekspor, isu pupuk subsidi juga mencuat. Hartono, seorang petani kopi yang mengelola lahan di kawasan hutan kemasyarakatan (HKM), menyampaikan bahwa para petani belum mendapat akses pupuk subsidi meski memiliki surat keputusan resmi.
“Mayoritas di Jember itu di kawasan hutan. Namun pupuk sampai sekarang itu enggak dapat jatah, Pak. Padahal SK kami itu sudah jelas dari Menteri, hak kelolanya bukan Perhutani, tapi kelompok. Namun pupuk belum dapat,” keluh Hartono.
Mas Dar menegaskan bahwa pupuk subsidi juga berlaku bagi petani kopi rakyat, termasuk di lahan hutan sosial, asalkan terdaftar dalam sistem e-RDKK.
“Komoditas kopi rakyat juga disubsidi. Jadi yang merasa belum, silahkan didaftarkan ke penyuluh pertanianya, Pak. Itu ada validatornya yang memvalidasi, yaitu penyuluh pertanian di lapangan,” jelasnya.
Selain menyerap keluhan, Mas Dar juga mendapat dukungan dari petani tebu. Arum Sabil, perwakilan petani tebu, menyatakan kesiapan penuh untuk menyukseskan target swasembada gula sesuai Perpres Nomor 40 Tahun 2023.
“Kami yakin dengan semangat kepemimpinan Mas Wamen, ini bisa tercapai. Luas area target Perpres itu 700 ribu hektare. Target produktivitas kami sebenarnya 93 ton per hektare, bahkan kebun kami pernah sampai 100 ton per hektare,” ujar Arum optimis.
Kehadiran Mas Dar di tengah petani Jember menjadi bukti keterlibatan langsung pemerintah dalam mendengarkan dan menindaklanjuti kebutuhan di lapangan. “Yang penting semangat gotong royong dan kerja nyata. Kita gerak bareng-bareng,” tutupnya.