PanenTalks, Yogyakarta – Kementerian Keuangan melanjutkan strategi pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 memanfaatkan instrumen utang.
Hingga akhir April 2025, total utang baru telah ditarik mencapai Rp304 Triliun.
Jumlah ini setara dengan 39,2 persen dari total target pembiayaan melalui utang ditetapkan sebesar Rp775,9 Triliun tahun 2025.
Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono menyampaikan, pembiayaan APBN dari sektor utang didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) serta tambahan dari pinjaman.
“Sampai dengan April sudah terealisasi Rp279,2 Triliun yaitu 45,3 persen. Artinya, pembiayaan kita on track (pada jalur yang tepat) dan mencatat kinerja baik,” ujar Thomas mengutip Kumparan, Minggu 25 Mei 2025.
Tidak hanya dari sisi utang, pemerintah juga mencatat adanya realisasi pembiayaan nonutang, meski dalam jumlah lebih kecil.
Berdasarkan data Kemenkeu, pembayaran melalui skema non utang mencapai Rp24,8 Triliun.
Jika dikombinasikan, total pembiayaan anggaran hingga April 2025 mencapai Rp279,2 Triliun.
Capaian ini menunjukkan, hampir separuh dari target pembiayaan tahunan telah direalisasikan hanya dalam empat bulan pertama tahun berjalan.
Thomas menyebut, kinerja ini menjadi sinyal positif terhadap kredibilitas fiskal pemerintah. Selain itu, menunjukkan kemampuan negara dalam menjaga kelangsungan pembiayaan belanja negara secara terukur dan terkendali.
Dalam konteks lebih luas, pembiayaan utang untuk menopang berbagai belanja strategis negara. Termasuk pembangunan infrastruktur, program perlindungan sosial, dan penguatan sektor pertahanan dan keamanan.
Pemerintah menegaskan, pelaksanaan pengelolaan utang tetap secara hati-hati dan dalam koridor keberlanjutan fiskal jangka panjang. (*)
Editor : Hendrati Hapsari