PanenTalks, Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terus menggodok Program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR). Hal ini guna meningkatkan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pertanian hingga perikanan.
“Seluuruh kegiatan lapangan SPR akan dijalankan langsung di desa sesuai lokasi subsektor ditetapkan,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara, Muhammad Taufik, belum lama ini.
Program tersebut mengintegrasikan pelatihan kegiatan pertanian aktual di tiga kecamatan. Loa Kulu menjadi basis untuk subsektor pertanian padi, sementara Muara Badak ditetapkan sebagai sentra pelatihan peternakan. Sedangkan, satunya berada di Tenggarong Seberang untuk bidang perikanan.
“Pelatihannya berlangsung selama tujuh bulan di desa dengan pendampingan tenaga ahli. Pendekatan seperti dinilai lebih aplikatif karena disesuaikan dengan kondisi riil lapangan,” kata dia.
Dia menerangkan, sekolah terlaksana di desa-desa. Mereka datang, belajar, dan praktik dengan pendamping teknis dan tenaga ahli di lokasi. Pihaknya melibatkan 13 orang tenaga pelatih kompetensi di bidangnya.
Jumlah peserta di setiap subsektor ditetapkan sembilan orang, sesuai standar telah dikembangkan Yayasan Karya Bhakti Bumi Indonesia (YKBBI). Kurikulum tersebut sudah diuji coba di daerah lain dan dinilai efektif untuk membentuk kader penggerak desa.
Dia menyoroti regenerasi petani di kalangan anak muda menjadi tantangan. SPR kali ini tidak menyasar petani baru, tetapi memperkuat petani yang sudah aktif di desa untuk kemudian menjadi pembina dan penggerak kelompok.
“Harapan kita tentu ke petani muda, tapi itu tidak mudah. Makanya, mereka yang ikut sekarang adalah yang sudah jalan di lapangan. Ke depan, mereka bisa membina yang lain, termasuk generasi baru,” kata dia. (*)