Jumat, Oktober 17, 2025

Pemkot Jogja Siapkan Penataan Khusus untuk Pengamen Jalanan agar Lebih Tertib dan Berkualitas

Share

PanenTalks, Yogyakarta – Pemerintah Kota Yogyakarta tengah merancang penataan khusus bagi para pengamen yang beraktivitas di wilayah kota ini. Langkah tersebut bertujuan agar pengamen dapat tampil lebih tertib dan memiliki standar kualitas yang membedakan mereka dari pengamen di daerah lain. Penataan ini sekaligus bertujuan menjaga reputasi Yogyakarta sebagai destinasi wisata unggulan.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang mengkaji strategi untuk mengelola pengamen jalanan yang kerap terlihat di lokasi-lokasi sibuk seperti persimpangan lampu merah dan trotoar.

Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya menciptakan suasana kota yang lebih nyaman dan mendukung program Jogja Zero Gepeng.

“Kami akan berusaha melakukan penataan. Kami juga berusaha melakukan pendekatan persuasif kepada pemilik restoran, hotel, dan tempat-tempat yang butuh dihibur tanpa harus memaksa,” ujar Hasto, Jumat,10 Oktober 2025.

Tercatat ada 22 kelompok pengamen dengan total 53 anggota yang rutin mangkal di berbagai titik lampu merah. Namun, kehadiran mereka sering menimbulkan keluhan dari warga dan wisatawan terkait kebisingan dan ketidaknyamanan di ruang publik.

Menanggapi hal ini, Hasto menjelaskan pengamen tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang lebih sesuai, seperti Embung Giwangan dan Taman Pintar, yang selama ini menjadi area favorit untuk berolahraga dan rekreasi masyarakat.

“Kami akan melakukan pendekatan persuasif dan meminta bantuan mereka memberikan ruang sedikit kepada pengamen supaya bisa mencari rezeki di situ,” kata dia menambahkan.

Selain pengamen, pemerintah juga memfokuskan penanganan pada gelandangan dan pengemis (gepeng) di Kota Yogyakarta. Hasto mengungkapkan bahwa pendekatan yang dilakukan bukan berupa razia, melainkan melalui pendataan dan analisis masalah secara menyeluruh.

“Melalui dinas sosial bisa memberikan sosialisasi. Kami harus bisa melakukan moratorium gelandangan dan pengemis. Nanti kami urusi, dan harapannya tidak muncul lagi gelandangan dan pengemis di Kota Yogyakarta,” ujarnya.

Tidak kalah penting, pengamen yang berada di kawasan Malioboro juga menjadi perhatian khusus pemerintah. Hasto memastikan bahwa ke depannya, para pengamen di Malioboro akan diseleksi secara ketat, baik dari segi kemampuan musik maupun penampilan.

Menurutnya, pengamen bukan sekadar hiburan, melainkan juga dapat berperan penting dalam membangun citra kota.

Pemerintah Kota juga akan mengatur pengamen di sekitar Malioboro agar hanya tampil di titik tertentu yang telah ditentukan.

“Kalau diarahkan dengan baik, musisi jalanan justru bisa mengangkat citra sebuah kota dan untuk Malioboro, kita ingin kualitasnya benar-benar istimewa,” ujar Hasto.

“Kualitasnya harus di atas rata-rata. Pengamen Malioboro harus berbeda dari pengamen di tempat lain, baik dari segi kemampuan musik maupun penampilan,” tutur dia mengakhiri. (*)

Read more

Local News