Selasa, Juni 17, 2025

Pemkot Semarang Dorong Ponpes Jaga Ketahanan Pangan

Share

PanenTalks, Semarang – Pemerintah Kota Semarang mendorong peran pondok pesantren sebagai salah satu wadah untuk mewujudkan progran ketahanan pangan, khususnya di Ibu Kota Jawa Tengah ini.

“Terima kasih atas inisiasinya. Saya percaya ini sebagai langkah strategis pondok pesantren dalam mendukung, memperkuat, sekaligus menyukseskan ketahanan pangan khususnya di Kota Semarang,” kata Iswar Aminuddin, Plh. Wali Kota Semarang, saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara, Minggu 8 Juni 2025.

Iswar menjelaskan, kondisi Indonesia dan dunia sedang menghadapi berbagai tantangan, termasuk di sektor lingkungan dan pangan. Dalam hal ini, pemerintah mendorong melibatkan semua pihak untuk mengurai persoalan alam maupun menguatkan pembangunan ketahanan pangan nasional.

“Berbicara tentang ketahanan pangan, maka kita juga berbicara perihal alam dan lingkungan. Aspek lingkungan memainkan peran sentral dalam memastikan ketersediaan pangan. Oleh karenanya, kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pertimbangan lingkungan,” katanya.

Dia mengungkapkan rasa salutnya kepada Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi ingin memaksimalkan perannya menjadi sub sistem dalam sektor pertanian.

Dalam hal ini, lembaga pendidikan turut berperan aktif menghasilkan santri dengan pengetahuan agama kuat. Selain itu, mengajarkan keterampilan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan.

“Sudah saatnya pondok pesantren tidak hanya berbicara tentang agama atau tentang hubungan interpersonal, tetapi juga harus mulai berbicara pada tataran permasalahan lingkungan, ekologi, dan ketahanan pangan,” imbuh Iswar.

Iswar membeberkan, upaya-upaya penting dalam mencapai ketahanan pangan, yakni memprioritaskan diversifikasi pangan lokal berkelanjutan memanfaatkan ketersediaan lahan. Tujuannya kemandirian pangan terjaga dan menutup keran impor produk pangan.

Dia juga menambahkan perlunya keterlibatan semua elemen masyarakat atau komunitas guna membangun jaringan dukungan kuat untuk meningkatkan akses pangan maupun menciptakan solusi untuk ketahanan pangan.

“Karena yang kita bangun adalah sebuah sistem dari hulu ke hilir, maka perlu membuka diri dan berkolaborasi dengan banyak komunitas agar program pertanian ini berkelanjutan dan nilai manfaatnya bisa menyebar ke masyarakat yang lebih luas,” ujarnya.

Selain itu, Iswar menekankan perlunya pengembangan sistem integrasi pertanian cerdas menghubungkan antara pertanian, lingkungan dan teknologi dalam mendukung ketahanan pangan. Dirinya mengakui jika selama ini sistem pengelolaan pertanian berjalan masih bersifat tradisional.

Dia mengharapkan, sistem terintegrasi pertanian modern tersebut bisa segera terwujud. Upaya memperkuat ketahanan pangan lainnya yakni melibatkan para santri untuk magang dan belajar teknik agribisnis kepada petani-petani lokal berpengalaman.

Dia menilai, magang mampu meningkatkan kualitas SDM pertanian, kompetensi keahlian, hingga menambah wawasan calon petani masa depan.

“Pemkot Semarang memiliki Urban Farming Corner milik Dinas Pertanian,” kata dia.

Lokasi tersebut menjadi permodelan. Dia menambahkan, bisa menjadi tempat training untuk 400 santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi ingin belajar bertani dengan pola sistem manajemen modern.

Pemkot Semarang terus mendorong sejumlah program untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo terutama di bidang pangan. Pihaknya menekankan pentingnya pengembangan hilirisasi agroindustri untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi.

Bahkan, pembangunan infrastruktur pangan mampu membuka peluang kerja serta meningkatkan daya saing pertanian atau produk pangan. (*)

Read more

Local News