PanenTalks, Semarang – Pemerintah Kota Semarang siap menjadi pilot project percepatan pembangunan instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) mendukung program nasional dalam penanganan sampah dan transisi menuju energi ramah lingkungan.
“Proyek ini merupakan solusi pengelolaan sampah modern sekaligus menjadikan sampah sebagai energi listrik bagi masyarakat,” ucapnya.
Dia mengucapkan saat menerima kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup di Ruang Lokakrida Gedung Balai Kota Semarang, Kamis 9 Oktober 2025.
Pemkot Semarang, kata dia, telah menyiapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang untuk mendukung program nasional tersebut.
Oleh sebab itu, pihaknya memberikan tambahan armada pengangkutan sampah, mengedukasi masyarakat melalui program Semarang Bersih maupun Semarang Wegah Nyampah. Di samping, menggandeng CSR dari berbagai pihak. Selain itu, menganggarkan Rp50 M untuk menambah area pembuangan sampah baru seluas 11 hektar.
“PSEL ini akan memperkuat pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kota Semarang maupun kawasan Kedungsepur,” katanya.
Pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah rencana pembenahan TPA Jatibarang sebagai prioritas 2026 untuk mendukung proyek PSEL. Meliputi peningkatan IPAL, penguatan sanitary landfill, pembangunan instalasi gas metana, sampai mitigasi bencana kebakaran.
“Oleh karena itu, dengan kedatangan dari tim pemerintah pusat, pembangunan proyek PSEL ini dapat segera dilaksanakan,” harapnya.
Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Firdaus Alim Damopoli mengatakan, telah melakukan verifikasi lapangan ke lokasi pembangunan PSEL di TPA Jatibarang.
“Kami sudah melihat kesiapan lahannya. Dari sisi luasan memenuhi dan sesuai RTRW, strategis untuk menampung dan mengelola sampah hingga ke sekitar,” kata dia.
Dia menambahkan, timbunan sampah juga mencukupi hingga 1.000 ton per hari. Sedangkan, sumber air untuk operasional PSEL juga tergolong dekat sekitar 660 meter dari titik lokasi.
“Ini sudah memperlihatkan kesiapan dari Kota Semarang untuk menjadi model pengelolaan kawasan yang terintegrasi berbasis energi,” terang Firdaus.
Dia menuturkan. hasil verifikasi lapangan akan menjadi dasar dalam pembahasan rapat terbatas tingkat nasional. Selain itu, menargetkan tahun depan program ini bisa berjalan di Kota Semarang. Program ini dapat menjadi percontohan bagi kota-kota lain mengembangkan sistem pengelolaan sampah modern, efisien dan ramah lingkungan.
“PSEL Kota Semarang sebagai bukti Indonesia bertransformasi menuju ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial,” tutup Firdaus. (*)

