PanenTalks, Semarang – Pemerintah Kota Semarang dan DPRD memperkuat kualitas layanan pendidikan dan menyesuaikan regulasi dengan kebutuhan zaman melalui Raperda Penyelanggaran Pendidikan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng mengatakan, jika tantangan pendidikan saat ini tidak sebatas ruang kelas. Pemkot Semarang memandang perlu adanya penguatan fasilitas penunjang. Seperti perpustakaan, laboratorium dan sarana olah raga.
“Kalau kita hanya mengikuti cara mengenai pendidikan di dalam ruangan kemudian tentang sarana-prasarananya itu saja, saya kira target kita untuk menaikkan indeks pembangunan manusia tidak akan tercapai dengan mudah,” kata dia usai menghadiri Sidang Paripurna, Senin 29 September 2025.
Dia mengungkapkan, penyusunan Raperda tersebut merupakan inisiatif Pemkot setelah menilai aturan lama, yakni Perda Nomor 1 Tahun 2007, tidak lagi sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini. Hal ini merupakan inisiatif pemerintah karena pemberdayaan mengenai ini belum menyesuaikan berbagai macam perkembangan zaman.
“Raperda ini akan mengatur berbagai aspek mulai dari pengelolaan pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini, pendidikan non formal, hingga kurikulum muatan lokal,” kata dia.
Raperda, kata dia, juga mencakup izin penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat serta pembinaan bahasa dan sastra. Pihaknya merasa sangat penting untuk ini bisa diagendakan menjadi Perda karena kita berharap pemerintah dapat memberi lebih untuk menyiapkan pendidikan anak-anak.
Ia berharap DPRD mendukung percepatan pembahasan agar Raperda segera menjadi payung hukum baru dunia pendidikan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan demikian, aturan tersebut dapat menjadi dasar dalam menyiapkan generasi unggul siap menghadapi era keterbukaan informasi.
“Kami berharap Perda ini menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mendukung generasi Semarang yang unggul menuju Indonesia Emas,” kata dia. (*)
