PanenTalks, Solo – Bank Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Solo berinovasi dengan membuat Becak QRIS. Hal ini sebagai bentuk nyata sinergi untuk pelestarian transportasi sebagai transportasi tradisional dengan sistem pembayaran digital di kota Solo.
Menurut Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo (BI KPw) Solo Dwiyanto Cahyo Sumirat pada Rabu (14/5/2025), dengan digitalisasi pembayaran untuk becak ini menjadi kolaborasi antara teknologi dan budaya lokal. Sehingga melalui integrasi sistem pembayaran non tunai, BI berharap becak bisa menjadi tetap relevan.
”Sehingga mampu menarik minat wisatawan, khususnya para generasi muda yang sering melakukan pembayaran non tunai,” ujarnya.
Hal ini juga menjadi upaya untuk menggabungkan semangat smart city dengan kekuatan tradisi. Sehingga hal ini juga bisa menjadi daya tarik bagi kota Solo. Sebab wisatawan bisa merasakan pengalaman menggunakan becak, namun dengan pembayaran secara modern jadi lebih mudah.
”Program ini tidak hanya menyasar becak wisata, namun juga armada becak lainnya yang bisa menggunakan layanan ini,” ujarnya.
Untuk itu BI bekerjasama dengan Pemkot Solo, khususnya Dinas Perhubungan Kota Solo dan perbankan untuk memberikan pendampingan teknis pada para sopir becak. Termasuk cara menggunakan aplikasi QRIS untuk memastikan transaksi berjalan lancar.
”Banyak anak muda sekarang menyimpan uang di ponsel, dengan QRIS mereka bisa tetap naik becak tanpa perlu membawa uang tunai. Sopirnya juga tidak perlu repot menyiapkan uang kecil untuk pengembalian,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Taufiq Muhammad mengapresiasi program Becak QRIS ini. Untuk tahap awal ada 100 sopir becak yang mengikuti pelatihan. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong digitalisasi keuangan.
”Selain meningkatkan layanan juga memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam bertransaksi,” ujarnya.
Menurutnya keberadaan Becak QRIS ini daoat memperkuat posisi Solo sebagai tujuan wisata budaya yang adaptif dengan kemajuan teknologi. Dengan fasilitas pembayaran digital ini, wisatawan lebih mudah untuk mengakes layanan transportasi tradisional.
”Apalagi anak muda ini rata-rata pembayarannya sudah pakai digital. Sehingga layanan ini bisa sangat memfasilitasi,” ujarnya. (*)
Editor: Ratih Kusumawanti